Monitorday.com – Ketua Gerakan Komunitas Aktivis Milenial Indonesia (Gen Kami) Ilham Latupono menyayangkan istilah-istilah negatif yang dikampanyekan para buzzer media sosial yang tujuannya merendahkan kapasitas Cawapres RI Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024.
Ilham mensinyalir pembentukan arus opini itu dilakukan oleh sekelompok elite politik tua yang anti-keberlanjutan program-program strategis nasional.
“Kampanye negatif itu menunjukkan terang-terangan bahwa kelompok tua tidak rela ada perwakilan langsung anak muda yang bertarung gagasan di arena Debat Pilpres 2024,” kata Ilham dalam keterangan tertulisnya Kamis (21/12).
Ia mengatakan bahwa kampanye negatif itu bertujuan melemahkan kepercayaan publik kepada Gibran hanya karena Wali Kota Surakarta itu masih berusia muda.
“Elite-elite tua berusaha men-downgrade Gibran karena ia satu-satunya sebagai representasi generasi milenial di panggung Pilpres 2024. Agenda besar di balik itu adalah menghambat keberlanjutan program-program strategis yang sedang dikerjakan Pak Jokowi,” kata Ilham.
Kampanye negatif itu, lanjut Ilham, menunjukkan terang-terangan bahwa kelompok tua tidak rela ada perwakilan langsung anak muda yang bertarung gagasan di arena Debat Pilpres 2024.
“Seperti penyematan istilah bocil (bocah kecil) kepada Gibran. Istilah ini mengesankan pilpres adalah mainan orang tua, dan tidak pantas buat orang muda,” katanya.
Ia mengatakan bahwa Gen Kami berpihak pada upaya penguatan peran anak-anak muda, khususnya generasi milenial dan generasi Z untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Di usia emas 100 tahun itu, Ilham mengatakan, Indonesia ditargetkan sudah menjadi negara maju dan telah sejajar dengan negara adidaya. Oleh karena itu, kata dia, sumber daya manusia Indonesia harus unggul, berkualitas, dan memiliki karakter.
“Upaya itu harus dimulai dari sekarang dan kami menganggap Pilpres 2024 adalah momentum untuk membuka peran lebih besar bagi kaum muda sebagai pemilik masa depan demi terwujudnya Indonesia Emas,” ujarnya.