Monitorday.com – Madrid, ibu kota Spanyol, memiliki akar sejarah Islam yang sering terlupakan. Didirikan sekitar tahun 865 oleh emir Umayyah, Mohamad I, kota ini awalnya bernama Mayrit dan merupakan bagian dari pemukiman militer Al-Andalus untuk mempertahankan wilayah Islam dari serangan kerajaan Kristen di utara.
Meski kecil, Mayrit tumbuh menjadi kota yang makmur dengan masjid, hakim, dan komunitas Muslim yang aktif. Kota ini akhirnya ditaklukkan oleh Raja Katolik Alfonso VI, tetapi hubungan damai antara Muslim dan Kristen bertahan selama lebih dari 500 tahun, dengan Muslim memainkan peran penting dalam ekonomi dan politik lokal.
Namun, pada 1502, penguasa Katolik mengeluarkan kebijakan yang memaksa Muslim untuk berpindah agama atau meninggalkan Spanyol. Setelah itu, warisan Islam Madrid perlahan memudar, terutama ketika Raja Philip II menjadikan Madrid sebagai ibu kota Kekaisaran Spanyol pada 1561.
Hari ini, jejak masa lalu Islam Madrid masih dapat ditemukan, seperti sisa tembok abad ke-9 di Taman Emir Mohamed dan gaya arsitektur Mudéjar yang menggabungkan elemen Islam dengan desain Eropa. Meski bukti ini ada, penghapusan sejarah Islam dari identitas Madrid mencerminkan upaya untuk memperkuat citra Katolik Spanyol.
Melalui kerja organisasi seperti CEMI dan FUNCI, ada harapan untuk menghidupkan kembali ingatan Islam Madrid. Pengakuan akan warisan ini dianggap penting untuk membangun narasi sejarah yang inklusif dan menghormati kontribusi budaya Islam dalam membentuk Madrid seperti yang kita kenal hari ini.