Sebuah hadis yang menginspirasi, diceritakan oleh Anas ibn Malik, telah diabadikan dalam sahih Bukhari. Hadis ini menggambarkan momen luar biasa ketika seorang pria mendatangi Nabi dan mengajukan pertanyaan yang seringkali kita dengar, “Wahai Rasulullah, kapan hari kiamat?”
Meskipun pertanyaan semacam ini tidak akan pernah menghasilkan jawaban yang pasti, Nabi Muhammad SAW dengan bijak mengarahkan pria tersebut ke arah yang lebih penting. Alih-alih berkata “Aku tidak tahu” atau mengelak dari pertanyaan itu, beliau bertanya balik, “Apa yang telah kausiapkan untuk saat itu?”
Reaksi pria tersebut tentu saja mengejutkan. Ia mungkin berharap mendengar tanggal atau tanda-tanda pasti tentang hari kiamat. Namun, apa yang dia dapatkan adalah sebuah pelajaran mendalam tentang makna cinta yang mendalam kepada Allah dan Rasul-Nya.
Pria itu terdiam beberapa saat, merenungkan jawaban yang tak terduga tersebut, lalu berkata, “Aku benar-benar tidak cukup banyak menunaikan shalat, tak banyak melakukan puasa atau sedekah, tapi aku memiliki cinta sejati kepada Allah dan utusanNya.”
Mendengar ini, Nabi Muhammad memberikan jawaban yang memompa semangat dan harapan ke dalam hati pria tersebut, “Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dia cintai.”
Anas ibn Malik, yang menjadi saksi mata pada momen itu, menceritakan bahwa hari itu, mereka merasakan kebahagiaan luar biasa. Kebahagiaan yang tak terlukiskan ketika mendengar berita bahwa cinta sejati kepada Allah dan Nabi-Nya adalah kunci menuju kesuksesan akhirat.
Dari cerita ini, kita semua dapat belajar tentang pentingnya cinta kepada Allah dan Nabi-Nya. Mencintai Nabi Muhammad SAW dengan tulus dan mendalam adalah jalan menuju keselamatan akhirat. Ini adalah cinta yang melebihi batas-batas fisik dan waktu, melampaui perbedaan status sosial atau materi.
Kita semua diajak untuk merenungkan pengorbanan yang telah diberikan oleh Nabi Muhammad untuk kita semua. Bagaimana beliau telah membimbing kita melalui ajaran-ajaran ilahi yang membawa kedamaian, cinta, dan kasih sayang. Beliau adalah suri tauladan yang patut diikuti, dan kita dianjurkan untuk menghayati setiap aspek kehidupan beliau.
Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, “Katakanlah, [Hai Muhammad], ‘Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, [maka] Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Quran [3:31])
Maka, marilah kita mengejar cinta kepada Allah dan Nabi-Nya dengan sepenuh hati, mengikuti jejak-jejak ajaran-Nya, dan berharap agar Allah memaafkan dosa-dosa kita. Semoga kita semua menjadi individu yang benar-benar mengikuti Nabi dan mendekatkan diri kepada-Nya, sehingga kita bisa merasakan kebahagiaan akhirat yang abadi.