Monitorday.Com – Cawapres nomor urut 3 Mahfud Md sesumbar mau mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Hal ini menyusul ucapan Ganjar Pranowo agar menteri yang mencalonkan diri bisa memberikan teladan.
Menanggapi sesumbar Mahfud tersebut, Direktur Eksekutif MMG POLITICAL REVIEW, Ma’ruf Mutaqin mengatakan ibarat meminta tanduk kepada kuda. Sama saja bohong.
“Guru besar hukum tata negara ini sesumbar mau mundur dari kabinet. Tapi disampaikan setelah situasi politiknya tak menguntungkan, kan sudah keliru,” ujar Ma’ruf.
Dalam hidup, termasuk pentas politik seseorang pasti punya keinginan serta harapan, dan berharap itu bisa tercapai. Hanya saja, perlu disertai pemikiran logis dan etis.
“Jangan sampai seperti pribahasa, meminta tanduk kepada kuda. Itu artinya menjadi sesuatu hal yang mustahal. Apalagi sigi sejumlah lembaga survei membuktikan, suara Ganjar-Mahfud maupun partai pengusungnya terjun bebas,” ungkapnya.
Menurut Ma’ruf soal maju-mundur ini, Mahfud Md sudah terlambat. Itu mestinya dia lakukan sejak awal pencalonan. Jangan karena situasinya sudah tidak menguntungkan, baru mundur.
Ma’ruf lantas memberi saran, agar Mahfud Md belajar pada manajer Liverpool Jurgen Klop. Ketika posisinya sudah tidak menguntungkan, maka ia pun memberi sinyal dari awal. Tidak di tengah jalan. Klop kata Ma’ruf sudah mengakui dirinya ‘kehabisan tenaga’ untuk terus melatih Liverpool.
“Kontrak Klopp bersama Liverpool baru akan berakhir Juni 2026. Namun pelatih asal jerman itu mengaku sudah tidak punya tenaga untuk melatih Liverpool,” kata Ma’ruf.
Mundur atau tidak memang menjadi hak Mahfud atau menteri-menteri lainnya yang sempat disebut Faisal Basri akan mundur. Namun setidaknya itu tidak dilakukan karena politik ansich, namun karena memang secara profesional. Bahwa menteri terkait sudah tidak sanggup menjalankan amanah.
Mundur