Monitorday.com – Serangan udara Pakistan di wilayah timur Afghanistan menewaskan 46 warga sipil, menurut pemerintah Taliban.
Islamabad berdalih bahwa serangan itu menarget tempat persembunyian teroris, alasan yang juga digunakan oleh pasukan AS dan sekutunya sebelumnya.
Pada Selasa malam (24/12/2024), juru bicara pemerintah Kabul, Zabihullah Mujahid, mengonfirmasi bahwa Pakistan membombardir empat daerah di distrik Barmal, Provinsi Paktika.
Mujahid menyatakan bahwa dari total korban tewas, kebanyakan adalah anak-anak dan perempuan, dengan enam lainnya terluka.
Kementerian Luar Negeri dan militer Pakistan menolak memberikan komentar mengenai insiden tersebut.
Namun, seorang pejabat senior keamanan Pakistan mengklaim bahwa serangan tersebut menarget tempat persembunyian teroris.
Serangan dilakukan menggunakan jet tempur dan drone, yang dilaporkan berhasil membunuh sedikitnya 20 militan anggota Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).
Pejabat tersebut menyebut argumen Afghanistan tentang korban sipil sebagai tidak berdasar dan menyesatkan.
Kementerian Keamanan Afghanistan mengutuk serangan tersebut, menyebutnya “biadab” dan sebagai “agresi yang nyata.”
Pernyataan itu menegaskan bahwa pemerintah Kabul tidak akan diam karena kedaulatan wilayahnya dilanggar.
Seorang penduduk Barmal, Maleel, melaporkan bahwa serangan tersebut menewaskan 18 anggota satu keluarga.
Maleel menjelaskan bahwa pemboman mengenai dua atau tiga rumah, dengan satu rumah kehilangan seluruh anggotanya.
Dia juga menyebutkan bahwa serangan lain menewaskan tiga orang di rumah berbeda dan melukai beberapa lainnya.
Pejabat Taliban menyatakan bahwa sebagian korban adalah penduduk lokal dan sebagian lainnya adalah pengungsi dari Waziristan, Pakistan.
Wilayah Waziristan Utara, yang berbatasan dengan Provinsi Paktika, sering menjadi target serangan oleh Pakistan dan AS.
Serangan ini mencerminkan ketegangan yang terus berlanjut di perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan.