Monitorday.com – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengumumkan kebijakan pemerintah untuk menghentikan impor jagung menjelang panen raya guna memastikan penyerapan hasil produksi dalam negeri dan menjaga harga di tingkat petani.
Keputusan ini diambil untuk mendukung prioritas utama pemerintah dalam mengutamakan produksi dalam negeri, khususnya menjelang panen raya jagung yang diprediksi mencapai puncaknya pada April 2024.
Arief menekankan bahwa langkah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pakan bagi peternak, terutama peternak mandiri, dari hasil panen petani lokal. Sebelumnya, pada akhir 2023, Perum Bulog telah melakukan impor jagung pakan untuk membantu kebutuhan peternak yang kesulitan mendapatkan bahan baku pakan.
Dengan menghentikan impor jagung, diharapkan pasokan pakan peternak dapat stabil, yang akan berdampak pada harga daging ayam dan telur ayam di tingkat konsumen. Arief menegaskan bahwa keputusan pemerintah ini sangat terukur dan mempertimbangkan keseimbangan harga jagung di tingkat petani.
Untuk memudahkan koordinasi penyerapan jagung petani, Kementerian Pertanian akan menyediakan data lokasi panen, petani jagung, dan kelompok tani jagung secara detail. Hal ini bertujuan untuk menghubungkan petani dengan pabrik pakan dan pihak-pihak terkait lainnya.
Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung di empat bulan awal tahun ini diperkirakan mencapai 5,34 juta ton, melebihi produksi periode yang sama tahun sebelumnya.
Arief menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga di semua lini, seiring dengan perhatian yang diberikan Presiden Joko Widodo terhadap stabilitas pasokan dan harga jagung.
Bapanas telah menggelar rapat koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Pertanian, Baintelkam Polri, dan perusahaan pangan, untuk memastikan komitmen dalam penyerapan jagung hasil produksi dalam negeri. Rapat tersebut menjadi langkah konkret dalam menghadapi peningkatan produksi jagung selama panen raya.