Monitorday.com – Berdoa saat Tahajud disebut mustajab, apalagi dilakukan di sepertiga malam akhir.
Namun, bagaimana jika sudah Tahajud tapi doa belum terkabul?
Mustajabnya doa saat salat Tahajud dijelaskan Imam al-Ghazali dalam kitabnya dengan bersandar pada sejumlah hadits.
Di antaranya hadits yang diriwayatkan Imam Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat (waktu). Seandainya seorang muslim meminta sesuatu kebaikan di dunia maupun di akhirat kepada Allah SWT niscaya Allah akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam.”
Kemudian, dalam hadits lain terdapat keterangan bahwa Allah SWT akan turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir untuk mengabulkan doa-doa hamba-Nya.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Pada setiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun (ke langit dunia), ketika tinggal sepertiga malam yang akhir Dia berfirman, ‘Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaannya. Dan barang siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia’.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam kitab edisi bahasa Indonesia berjudul Agar Keinginan Cepat Terkabul, Imam al-Ghazali menjelaskan berdasarkan hadits di atas, seharusnya orang mengharapkan hajatnya terkabul tidak akan melewatkan salat Tahajud dan berdoa pada waktu itu.
Sebab, kata Imam al-Ghazali, saat itulah doa-doa yang baik dikabulkan.
Dalam kitab Al-Mustadrak, terdapat hadits dari Ibnu Umar RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Doa akan memberikan manfaat terhadap apa yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Maka hendaklah kalian berdoa, wahai hamba-hamba Allah.”
Ada kalanya Allah SWT tak kunjung mengabulkan doa meski sudah dipanjatkan berkali-kali dan dilakukan pada waktu-waktu mustajab.
Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’, hal tersebut bisa disebabkan karena tergesa-gesa dalam mengharap terkabulnya doa.
“Salah satu kesalahan yang dapat menghalangi terkabulnya doa adalah ketergesa-gesaan seorang hamba,” jelas Ibnu Qayyim.
Pendapat Ibnu Qayyim ini mengacu pada sebuah riwayat yang terdapat dalam Shahih Bukhari, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Doa masing-masing kalian akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa, yaitu berkata: ‘Saya sudah berdoa, tetapi belum juga dikabulkan’.”
Dalam Shahih Muslim juga terdapat hadits yang menyebut sejumlah perkara yang menyebabkan doa tak terkabul.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang hamba akan senantiasa terkabul selama ia tidak berdoa untuk kemaksiatan, atau untuk memutuskan silaturrahim, dan tidak tergesa-gesa.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah bentuk ketergesa-gesaan yang dimaksud?”
Nabi SAW menjawab, “Hamba tadi berkata, ‘Aku telah berdoa, sungguh aku telah berdoa, namun Allah belum juga mengabulkan doaku. Ia merasa jenuh dan letih, lalu akhirnya meninggalkan doa’.”
Masih dalam kitab yang sama, seorang muslim dianjurkan untuk terus berdoa.