Monitorday.com – Di tengah era digital yang serba cepat dan penuh distraksi, menapaki shirathal mustaqim bukanlah perkara mudah. Informasi berseliweran setiap detik, gaya hidup hedonis merajalela, dan nilai-nilai kebenaran sering dikaburkan oleh algoritma dan opini publik. Lalu, bagaimana agar kita tetap berada di jalan lurus?
Tantangan: Arus Informasi Tak Terseleksi
Salah satu tantangan utama di era digital adalah banjir informasi yang tak tersaring. Kebenaran dan kebatilan bercampur jadi satu dalam bentuk konten media sosial, video viral, hingga podcast dan berita. Jika tidak berhati-hati, seseorang bisa dengan mudah terseret pada pemikiran sesat atau gaya hidup yang menyimpang dari nilai-nilai Islam.
Godaan Digital: Dosa Hanya Sekali Klik
Teknologi yang mempermudah hidup juga mempermudah dosa. Ghibah, fitnah, pornografi, hingga perdebatan sia-sia kini bisa diakses dalam hitungan detik. Inilah jebakan zaman modern—di mana manusia bisa tergelincir dari jalan lurus tanpa sadar, hanya karena jari yang tak bijak dalam mengklik dan menyebar.
Krisis Fokus dan Keikhlasan
Shirathal mustaqim menuntut hati yang fokus dan ikhlas. Namun, era digital cenderung menciptakan mentalitas pencitraan. Kita tergoda menampilkan yang terbaik untuk dilihat manusia, bukan untuk mendapat ridha Allah. Akibatnya, ibadah bisa berubah menjadi rutinitas kosong, bukan sarana mendekat pada Tuhan.
Solusi: Literasi Digital Berbasis Tauhid
Kunci pertama agar tetap di jalan lurus di era digital adalah memperkuat literasi digital yang bertumpu pada tauhid. Artinya, kita harus mampu membedakan mana konten yang mendekatkan pada Allah dan mana yang menjauhkan. Jadikan prinsip tauhid sebagai filter utama dalam memilih tontonan, bacaan, dan aktivitas online.
Membangun Ekosistem Kebaikan
Solusi kedua adalah aktif menciptakan dan bergabung dalam komunitas digital yang positif. Bergabunglah dengan kanal kajian Islam, ikut kelas online yang memperkuat iman, dan jauhi grup atau akun yang memancing kebencian, perpecahan, atau syahwat. Lingkungan digital juga menentukan arah hidup kita.
Istiqamah dalam Dunia yang Berubah
Shirathal mustaqim bukanlah jalan bebas hambatan. Ia membutuhkan kesungguhan, ketekunan, dan evaluasi diri yang berkelanjutan. Kita butuh zikir, tilawah, dan doa yang konsisten untuk mengimbangi derasnya arus digital. Seperti GPS spiritual, Al-Qur’an dan sunnah harus tetap menjadi petunjuk utama.
Penutup
Meniti jalan lurus di era digital bukan mustahil, tapi butuh kesadaran, kontrol diri, dan lingkungan yang mendukung. Jangan biarkan gadget menjadi penghalang kita menuju ridha Allah. Jadikan teknologi sebagai alat bantu untuk menapaki shirathal mustaqim dengan lebih teguh dan cerdas.