Monitorday.com – Bank Indonesia (BI) sedang mempersiapkan peluncuran rupiah digital sebagai mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency/CBDC) di Indonesia, dan saat ini upaya tersebut telah mencapai tahap penelitian.
“CBDC tidak menciptakan uang baru sehingga tidak akan mengubah mata uang. Saat ini, Bank Indonesia masih di tahap penelitian dan akan menuju fase menengah,” kata Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ryan Rizaldy, dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (28/5)
Ryan menjelaskan bahwa belum ada waktu pasti untuk peluncuran rupiah digital dan BI belum melihat urgensi untuk meluncurkannya dalam waktu dekat. Namun, BI telah mempersiapkan diri untuk merilis mata uang digital tersebut saat dibutuhkan.
“Berbeda dengan uang digital yang dikeluarkan oleh pihak swasta, bank sentral tidak memiliki ekosistem tersendiri. Oleh karena itu, bank sentral harus bekerja sama dengan industri, bank komersial, dan entitas non-bank untuk mengeluarkan CBDC,” ujarnya.
Ryan juga mengungkapkan bahwa rupiah digital didesain melalui inisiatif Proyek Garuda untuk mengintegrasikan ekonomi dan keuangan digital secara end-to-end dalam agenda transformasi digital nasional. Rupiah digital akan diterbitkan sebagai pelengkap alat pembayaran yang sudah ada.
Menurutnya, basis blockchain dan akun perorangan dari rupiah digital membuatnya lebih aman dan mudah dilacak dibandingkan mata uang digital yang dikeluarkan pihak swasta.
Presiden Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Ardan Adiperdana, menyatakan bahwa pengembangan CBDC merepresentasikan pergeseran paradigma dalam evolusi uang dan keuangan.
Dampak penerapan CBDC terhadap kebijakan moneter dan stabilitas finansial tidak dapat dielakkan karena uang digital menawarkan efisiensi dan transparansi.
“CBDC juga berfungsi sebagai bentuk digital dari uang fisik yang dikeluarkan oleh pemerintah, dengan keamanan dan stabilitas aset digital bagi konsumen. Karena itu, saya mengajak para akuntan agar lebih ahli dan fleksibel dalam menghadapi kebaruan ini,” ujar Ardan.
Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) mencatat bahwa sebagian besar bank sentral di seluruh dunia tengah mengembangkan mata uang digital mereka masing-masing.
ICAEW Director for China and South-East Asia, Elaine Hong, menyatakan bahwa menurut laporan terbaru World Economic Forum, lebih dari 98 persen bank sentral di seluruh dunia sedang melakukan riset, uji coba, maupun peluncuran CBDC untuk melihat kapabilitas dan meningkatkan akses kepada uang sentral, termasuk Indonesia.
“Pelaku sektor keuangan tentu sangat antusias menyambut terobosan baru ini, termasuk di ICAEW. Kami sangat yakin bahwa peran seorang akuntan sangat krusial dalam perubahan besar ini nantinya,” kata Elaine.