Monitorday.com – Kapal bantuan kemanusiaan Madleen, yang membawa aktivis lingkungan asal Swedia Greta Thunberg dan sejumlah aktivis internasional, dilaporkan segera tiba di Gaza, Palestina.
Kapal tersebut saat ini telah memasuki wilayah perairan Mesir setelah melewati Alexandria, demikian disampaikan Komite Internasional Mendobrak Pengepungan di Gaza, Minggu (8/6).
“Dalam beberapa jam kapal akan tiba di Kota Mansoura… dan melanjutkan perjalanan menuju Gaza,” ujar pernyataan resmi Komite, seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu.
Mereka menekankan bahwa jam-jam ke depan akan menjadi momen paling krusial dalam misi kemanusiaan tersebut.
Namun, perjalanan kapal Madleen ini mendapat ancaman serius dari pemerintah Israel, yang secara terbuka menyatakan akan memblokir upaya para aktivis membawa bantuan ke wilayah Gaza. Komite menyebut, Israel telah mulai mencoba mengganggu lokasi dan sinyal komunikasi kapal, dan memperingatkan potensi pelanggaran hukum internasional.
“Israel tengah bersiap melakukan kejahatan perang di perairan internasional,” tuding Komite. Mereka juga membagikan tautan pelacakan langsung pergerakan kapal sebagai bentuk transparansi.
Seorang aktivis yang berada di atas kapal, Yasemin Acar, mengonfirmasi bahwa pemblokiran komunikasi oleh Israel telah berlangsung. “Jika Anda tidak mendengar kabar dari kami dalam beberapa jam ke depan, artinya kami telah diputus dari dunia luar… Ingatlah, kami melakukan ini untuk Gaza,” ucapnya dalam sebuah pernyataan emosional.
Kapal Madleen berlayar dari Catania, Sisilia, sejak Minggu (1/6/2025), mengangkut 12 aktivis dari berbagai negara. Selain Greta Thunberg dan Yasemin Acar, beberapa tokoh yang ikut dalam misi ini antara lain:
Rima Hassan, anggota Parlemen Eropa asal Prancis-Palestina
Baptiste Andre, Omar Faiad, Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi, dan Reva Viard (Prancis)
Thiago Avila (Brasil)
Suayb Ordu (Turki)
Sergio Toribio (Spanyol)
Marco van Rennes (Belanda)
Perjalanan ini bukan yang pertama. Sebelumnya, kapal bantuan Conscience juga mencoba menembus blokade Gaza bulan lalu, namun diserang oleh drone tak dikenal di perairan internasional lepas pantai Malta.
Israel secara konsisten menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dengan alasan potensi penyalahgunaan oleh Hamas. Sementara itu, krisis pangan dan kemanusiaan di Gaza terus memburuk, membuat bantuan seperti yang dibawa kapal Madleen sangat mendesak bagi warga sipil yang terdampak konflik.
Misi ini kini menjadi sorotan dunia internasional, baik karena muatan kemanusiaannya maupun risiko diplomatik dan hukum internasional yang menyertainya.