Monitorday.com – Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut muruah lembaga itu justru tercoreng akibat skandal akibat perbuatan pimpinannya.
Hal itu disampaikan Novel menanggapi pernyataan Wakil Ketua KPK Johanis Tanak. Dia menganggap Polda Metro Jaya berupaya meruntuhkan kewibawaan KPK ketika menaikkan status perkara dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, ke penyidikan.
“Wibawa KPK runtuh justru karena banyaknya praktek korupsi di dalam KPK, bahkan sampai level pimpinan juga melakukan praktek korupsi,” kata Novel dalam keterangannya Rabu (11/10/2023).
Novel berpendapat KPK di bawah kepemimpinan Firli Bahuri cs cenderung permisif atau membiarkan praktik-praktik korupsi menjamur di internal lembaga antirasuah itu.
“Seharusnya insan KPK (termasuk pimpinan) melaporkan dan bersikap keras terhadap praktek korupsi di KPK,” ujar Novel.
Novel mengatakan, upaya kepolisian mengusut kasus dugaan pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK terhadap Syahrul bertujuan untuk membersihkan lembaga itu dari pelaku-pelaku korupsi. Menuru dia, insan penegak hukum yang ingin menyelamatkan KPK pasti akan mendorong agar praktik korupsi di dalam lembaga itu diusut tuntas dan para pelakunya diberi hukuman yang berat.
“Sebaliknya, pihak manapun yang justru membela atau melindungi pelaku Korupsi di KPK, maka ini perbuatan yang busuk dan memalukan,” kata Novel.
Polda Metro Jaya saat ini menangani kasus dugaan pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK terhadap Syahrul.
Penyelidik Polda Metro Jaya pada 25 Agustus 2023 memanggil 2 orang terkait tindak lanjut penyelidikan kasus dugaan tindak pidana korupsi pemerasan oleh Pimpinan KPK terhadap Syahrul Yasin Limpo saat masih menjabat Mentan.
Untuk diketahui, KPK dikabarkan menangkap mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pada Kamis (12/10/2023).