Monitorday.com, – Tren penjualan listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan penjualan mencapai 285,23 TWh pada tahun 2023, naik 5,32 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Havidh Nazif.
Meski tantangan geografis dan topografi Indonesia menjadi hambatan dalam pemerataan penyediaan tenaga listrik, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan ESDM tetap optimis dapat mencapai target rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik 100 persen. Havidh menjelaskan bahwa pemerintah telah menghitung sumber daya yang dibutuhkan, termasuk jaringan, pembangkit, dan biaya investasi.
Havidh juga mengungkapkan bahwa upaya peningkatan kualitas dan kuantitas elektrifikasi di Indonesia terus berlanjut. Pada tahun 2023, realisasi konsumsi listrik perkapita sebesar 1.337 kWh/kapita, telah memenuhi target yang direncanakan.
“Selaras dengan target Net Zero Emission pada tahun 2060, diproyeksikan pertumbuhan demand sebesar 4.500 kWh/kapita yang terdiri dari 88% EBT, sementara 12% nya energi fosil dan CCS. Realisasi Supergrid sebagai kunci transisi energi diharapkan mampu meningkatkan interkoneksi energi antarpulau dan mengatasi ketidakseimbangan bauran energi di Indonesia”, ungkap Havidh.
Kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci dalam mewujudkan ini. BUMN, khususnya Perusahaan Listrik Negara (PLN), menjadi prioritas pertama Pemegang Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) di Indonesia. Namun, kesempatan penyediaan listrik juga diberikan kepada BUMD, Swasta, Koperasi, dan Swadaya Masyarakat di daerah-daerah yang belum teraliri listrik.
*sumber : KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS NOMOR: 110.Pers/04/SJI/2024