Monitorday.com – Di sebuah desa kecil di Sulawesi, seorang petani tersenyum bangga memandangi ladangnya yang dipenuhi jagung. Namun, siapa sangka impian serupa kini menjadi misi besar yang melibatkan polisi di seluruh Indonesia?
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menggebrak dengan langkah tak biasa. Dalam upaya mewujudkan swasembada pangan, ia mengajak seluruh jajaran kepolisian, mulai dari Kapolda hingga Kapolsek, untuk bergandengan tangan dengan petani melaksanakan gerakan tanam jagung serentak. Ini bukan sekadar ajakan, melainkan bagian dari mimpi besar: produksi jagung Indonesia mencapai 23 juta ton pada tahun 2025.
“Mimpi kita adalah meningkatkan produksi jagung,” tegas Amran saat membuka Rapat Koordinasi Persiapan Tanam Jagung Serentak di Jakarta, Selasa (14/1/2025). Ia optimistis, dengan kolaborasi lintas sektor dan semangat petani yang tinggi, target ini bukan sekadar angan-angan. Tahun 2023 saja, produksi jagung mencapai 15 juta ton, dan kini pemerintah menargetkan kenaikan menjadi 16 juta ton pada 2024, hingga akhirnya 23 juta ton pada 2025.
Kolaborasi ini kian menarik karena melibatkan peran aktif jajaran kepolisian di tingkat daerah. Para Kapolda dan Kapolres diharapkan menjadi penggerak utama yang mendukung percepatan tanam melalui sinergi dengan kelompok tani. “Petani sangat mudah diajak bercocok tanam jika ada jaminan hasil panen mereka terserap,” ujar Amran.
Dorongan pemerintah untuk mendukung petani tidak hanya berhenti pada ajakan. Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung dari Rp5.000 menjadi Rp5.500 per kilogram. Kenaikan ini menjadi penyemangat baru bagi petani untuk terus memproduksi. Tidak hanya itu, pemerintah juga menambahkan anggaran subsidi pupuk hingga Rp24 triliun, dua kali lipat dari sebelumnya.
Namun, langkah besar ini juga membutuhkan kesiapan infrastruktur. Mentan meminta Perum Bulog untuk segera mempersiapkan penyerapan hasil panen, terutama menjelang panen raya. “Semangat petani tidak boleh terhenti hanya karena produksi mereka tidak terserap dengan baik,” katanya. Penyerapan hasil panen menjadi kunci untuk memastikan keseimbangan antara produksi dan distribusi.
Perubahan positif ini menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam mendukung sektor pertanian. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Mentan Amran, petani tidak lagi dibiarkan berjalan sendiri. Bulog telah diberi mandat untuk menyerap produksi jagung dan padi, memastikan petani mendapatkan keuntungan yang layak.
Langkah ini juga mencerminkan bagaimana sektor pertanian menjadi perhatian utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Jagung, sebagai salah satu komoditas strategis, tidak hanya penting untuk konsumsi tetapi juga untuk pakan ternak, yang mendukung sektor peternakan.
Semangat dan kolaborasi yang ditunjukkan oleh pemerintah, petani, dan kepolisian memberikan harapan baru bagi masa depan pertanian Indonesia. Jika gerakan ini berhasil, mimpi 23 juta ton jagung bukan lagi sekadar impian, melainkan tonggak sejarah baru bagi swasembada pangan di negeri ini.