Monitorday.com- Lembaga Survei KedaiKOPI menilai pasangan Prabowo-Gibran berhasil unggul di Pilpres 2024 berdasarkan hasil hitung cepat salah satunya karena efek dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selain elektabilitas Prabowo yang memang konsisten berada di kisaran 40 persen sejak mengikuti Pilpres 2014 dan 2019.
“Prabowo sebetulnya punya simpanan elektabilitas sudah 40 persen. Kalau sekarang dia ada di 59 persen, itu bantuan dari Pak Jokowi juga,” kata pendiri KedaiKOPI Hendri Satrio dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (14/2/2024).
Dari total data hasil hitung cepat nasional Pilpres 2024 oleh KedaiKOPI sebanyak 93 persen, Prabowo-Gibran tercatat unggul sementara dengan perolehan suara sebesar 59,08 persen.”Ini data per pukul 20.20 WIB. Prabowo-Griban unggul jauh dan sulit paslon lain menyusul,” kata Hensat, sapaan akrab Hendri Satrio.
Sementara itu, posisi kedua pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan perolehan suara sebesar 24,49 persen, kemudian ketiga pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. dengan perolehan suara sebesar 16,54 persen.
Diketahui bahwa efek Jokowi adalah istilah untuk mendeskripsikan pengaruh kepopuleran Jokowi terhadap perpolitikan di Indonesia. Dukungan yang diberikan Jokowi kepada Prabowo dinilai membuat pendukung Jokowi ikut mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 itu.
Sebagaimana yang sebelumnya disampaikan oleh Communication Specialist KedaiKOPI Rossi Rahardjo, Hensat juga memperkirakan dengan hasil data yang masuk lebih dari 90 persen itu, Pilpres 2024 kali ini hanya berlangsung satu putaran.
“Namun, ini prediksi berdasarkan data yang masuk dan analisis kami. Hasil resminya tunggu keputusan KPU,” ujar dia.
Hasil hitung cepat itu diperoleh berdasarkan informasi pada hasil penghitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS).
Dalam hitung cepatnya, sampel yang digunakan KedaiKOPi adalah sebanyak 2.000 TPS yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia atau 38 provinsi. Proses sampling secara acak melalui metode penarikan acak bertingkat (multistage random sampling) mulai dari tingkat daerah pemilihan (dapil) sampai tingkat kelurahan.
Dengan penarikan acak bertingkat itu, hasil hitung cepat tersebut memiliki batas kesalahan (margin of error) kurang lebih 0,18 persen.