Monitorday.com – Grand Syeikh Al-Azhar, Syeikh Ahmad Ath-Thayyeb, menyatakan bahwa masyarakat dunia saat ini tidak dapat disebut “berperadaban.”
Menurutnya, hal ini terjadi karena masyarakat didominasi materialisme dan ekonomi senjata yang berkembang akibat perang dan konflik.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Imam Besar Al-Azhar dalam pertemuan dengan utusan Sekretaris Jenderal PBB, Dr Mahmoud Mohieldin.
Syeikh Ath-Thayyeb menyatakan penyesalannya atas kurangnya keadilan global.
Ia juga mengkritik beberapa negara besar yang enggan mendukung negara-negara berkembang.
Dr. Mohieldin menyuarakan harapannya untuk bekerja sama dengan Al-Azhar dan Dewan Penasihat Muslim.
Kerja sama tersebut diharapkan dapat memperoleh lebih banyak dukungan dari lembaga Arab dan Islam.
Dukungan ini diperlukan untuk membantu negara-negara berkembang dalam proyek pembangunan dan menghadapi tantangan internal.
Impor senjata utama oleh negara-negara di Eropa meningkat 94 persen antara tahun 2014-18 dan 2019-23.
Meski demikian, volume transfer senjata internasional secara global hanya turun 3,3 persen.
Pengiriman senjata menurun ke sebagian besar kawasan, namun negara Asia, Oseania, dan Timur Tengah terus mengimpor dalam jumlah besar.
Sembilan dari 10 importir senjata terbesar tahun 2019-23, termasuk India, Arab Saudi, dan Qatar, berada di Asia, Oseania, atau Timur Tengah.
Ukraina menjadi pengimpor senjata terbesar keempat setelah menerima transfer utama dari lebih dari 30 negara pada tahun 2022-23.
Ekspor senjata oleh Amerika Serikat, pemasok terbesar dunia, naik 17 persen antara 2014-18 dan 2019-23.
Sebaliknya, ekspor senjata Rusia turun lebih dari separuhnya, sebesar 53 persen.
Ekspor senjata Prancis tumbuh 47 persen dan kini menyalip Rusia sebagai pemasok senjata terbesar kedua dunia.
Perdagangan senjata ini menunjukkan ketidakseimbangan dalam perkembangan global.
Impor besar-besaran senjata menambah tantangan bagi perdamaian dan stabilitas dunia.
Syeikh Ath-Thayyeb menganggap situasi ini sebagai tanda hilangnya nilai kemanusiaan di masyarakat global.
Ia berharap adanya pergeseran fokus dari materialisme menuju perdamaian dan keadilan untuk semua negara.