Monitorday.com – Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan program makan bergizi gratis jauh lebih baik dibandingkan makan siang gratis.
Istilah “makan siang” tidak secara khusus menyoroti aspek nutrisi dari makanan yang disediakan. Program bantuan makanan sering kali bertujuan untuk memberikan akses kepada makanan yang lebih dari sekadar makanan cepat saji atau camilan, tanpa memperhatikan kebutuhan nutrisi yang penting bagi penerima bantuan.
“Saya ingin sedikit koreksi ya. Setelah kita pelajari, ternyata istilah tepat itu adalah makan bergizi gratis untuk anak-anak. Itu lengkapnya ya,” kata Prabowo, Kamis (23/5/2024).
“Karena kalau anak sekolah dasar umpamanya masuk pagi, dia kalau nunggu makan siang kan terlalu lama. Jadi harus makan pagi. Ya kan?” imbuh dia.
Untuk itu, Prabowo lebih memilih program makan bergizi gratis karena cenderung memberikan perhatian khusus pada nutrisi dan kebutuhan gizi individu. Makanan yang disediakan dalam program tersebut biasanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi penting, seperti protein, vitamin, dan mineral, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
Dengan memberikan makanan yang bergizi, program tersebut dapat membantu mencegah masalah kesehatan jangka panjang yang terkait dengan kekurangan gizi, seperti stunting, kekurangan zat besi, dan obesitas.
Selain itu,Program makanan bergizi gratis sering kali disertai dengan pendidikan gizi, yang membantu masyarakat memahami pentingnya pola makan yang sehat dan cara memilih makanan yang tepat. Pendidikan ini bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi dan mendorong perilaku makan yang lebih baik.
Waketum Partai Gerindra, Habiburokhman, mengatakan tim internal Prabowo Subianto mengkaji pengubahan penamaan program Makan Siang Gratis. Sebab menurut Habiburokhman, nama program tersebut diubah agar waktunya bisa lebih fleksibel.
Menurut Habiburokhman, di berbagai wilayah, siswa sekolah TK dan SD bisa saja pulang sekolah sebelum waktu jam makan siang. Oleh karenanya jika siswa TK dan SD yang masuk pagi harus menunggu hingga waktu jam makan siang dan itu terlalu lama.
“Dengan demikian waktunya bisa lebih flexibel, tidak harus jam makan siang, yaitu 12-13, bisa lebih pagi juga,” kata Habiburokhman.
“Di berbagai wilayah untuk anak TK dan SD kelas 1-2 sudah pulang sebelum jam 11.30. Begitu juga kalau masuk Ramadhan, mungkin makanannya bisa dibawa pulang untuk berbuka puasa,” katanya.
Oleh karenanya, ia menyebut pengubahan nama program tersebut menjadi ‘Makan Bergizi Gratis’ sudah sangat tepat.
“Yang nggak bisa diubah adalah keharusan makanan tersebut ‘bergizi’. Makanya sangat pas kalau istilah yang dipakai adalah ‘makan bergizi’,” tutur Habiburokhman.