Monitorday.com – Arab Saudi menyatakan tidak akan menjalin hubungan dengan Israel sampai Palestina merdeka.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman menegaskan kembali penolakan terhadap kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina.
Arab Saudi terus mendukung pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Perjanjian yang ditengahi AS pada 2020 dengan Bahrain dan UEA mengubah konsensus lama Arab soal Palestina.
Normalisasi hubungan oleh Bahrain dan UEA membuka peluang serupa bagi negara tetangga seperti Arab Saudi.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken baru-baru ini membahas peluang normalisasi Arab Saudi dengan Israel.
Blinken berharap perjanjian bisa disepakati sebelum masa jabatan Presiden Joe Biden berakhir.
Menurut Blinken, gencatan senjata di Gaza bisa membuka jalan bagi normalisasi hubungan Saudi-Israel.
AS menawarkan paket keamanan untuk Arab Saudi jika normalisasi dengan Israel terjadi.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Riyadh diperkirakan akan menuntut jalan bagi negara Palestina.
Arab Saudi juga menginginkan jaminan keamanan dari AS sebagai syarat kesepakatan.
Blinken menyebut bahwa perdamaian di Gaza dan negara Palestina adalah kunci normalisasi.
Namun, pemerintahan Israel di bawah Netanyahu menentang pembentukan negara Palestina.
Serangan Israel ke Gaza menyebabkan banyak korban sipil dan kerusakan besar.
Tekanan terhadap pemerintah Saudi untuk menunda hubungan dengan Israel semakin meningkat.
Tingginya angka kematian di Gaza memperburuk hubungan diplomatik di kawasan tersebut.