Monitorday.com – Para pejuang Hamas dan faksi Palestina lainnya di Gaza membentuk unit bersenjata “Sahm” untuk memberantas geng kriminal.
Unit Sahm didirikan setelah meningkatnya insiden penjarahan oleh kelompok kriminal di Gaza.
Pasukan ini telah melakukan operasi dengan menyergap penjarah dan menewaskan beberapa dari mereka dalam baku tembak.
Para anggota unit Sahm diberikan kewenangan untuk menembak di tempat jika penjahat tidak menyerahkan diri.
Unit ini beroperasi di Gaza tengah dan selatan, telah menjalankan 15 misi, dan membunuh sejumlah anggota geng.
‘Israel’ menuduh Hamas melakukan penjarahan bantuan kemanusiaan, tetapi Hamas menyangkalnya.
Hamas menyalahkan ‘Israel’ karena membunuh polisi yang mengawal konvoi bantuan.
Pejabat AS dan organisasi internasional menyangkal adanya gangguan dari Hamas dalam distribusi bantuan.
Geng kriminal menyerbu konvoi bantuan, menjual hasil jarahan di pasar dengan harga tinggi.
Geng yang dipimpin Yasser Abu Shabab berafiliasi dengan ISIS dan bekerja di bawah perlindungan ‘Israel’.
Yasser Abu Shabab dikenal melakukan penyelundupan narkoba dan barang ilegal bersama ekstremis.
Geng ini memiliki markas di zona Rafah yang dikuasai ‘Israel’, memunculkan dugaan keterlibatan militer.
Polisi Palestina menghadapi ancaman langsung dari pasukan ‘Israel’ saat melindungi bantuan.
Akibatnya, tantangan kemanusiaan meningkat dengan ancaman kelaparan di wilayah selatan Gaza.
Harga kebutuhan pokok melonjak tajam, memperburuk penderitaan warga sipil.
Penduduk Gaza mendesak Hamas untuk melanjutkan operasi terhadap penjarah.
Hamas menewaskan sedikitnya 20 anggota geng bersenjata di dekat lokasi masuk truk bantuan.
Operasi terus dilakukan, termasuk baku tembak dengan penjarah di beberapa lokasi.
Hamas menegaskan bahwa pemerintahannya di Gaza tetap berjalan meski situasi sulit.
Mereka berkomitmen melayani rakyat di tengah tekanan perang dan krisis kemanusiaan.