Monitorday.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengukur capaian tiga target dalam implementasi Merdeka Belajar Episode Ke-24 mengenai transisi PAUD ke SD/MI/sederajat yang menyenangkan sepanjang 2023.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan baik secara kuantitatif dan kualitatif, Kemendikbudristek mencatat bahwa 96,76 persen satuan pendidikan telah melakukan penerimaan peserta didik baru (PPDB) tanpa mensyaratkan adanya tes membaca, menulis, dan berhitung (calistung).
“Namun, terdapat catatan tersendiri dari hasil temuan ini yaitu terkait alasan dilarangnya tes calistung yang masih harus diperkuat karena masih banyak yang belum memahami,” kata Plt Direktur PAUD Kemendikbudristek Komalasari, M. Pd dalam Sosialisasi Penguatan Implementasi Transisi PAUD ke SD 2024 di Jakarta, Selasa.
Temuan lain menunjukkan bahwa 64,9 persen satuan PAUD telah melakukan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama. Namun, sebanyak 46,3 persen satuan pendidikan PAUD dan SD masih kurang dalam menyusun kegiatan assessment siswa.
“Untuk temuan target ketiga yaitu menerapkan pembelajaran yang membangun kemampuan fondasi anak, diketahui sebagian besar atau sebanyak 56,2 persen satuan pendidikan masih perlu meningkatkan penerapan pembelajaran yang membangun kemampuan fondasi,” kata Komalasari M. Pd.
Ada enam kemampuan fondasi pada anak usia dini yang ingin dibentuk melalui kebijakan ini yaitu mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, serta kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar.
Kemudian, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri, serta pemaknaan belajar yang menyenangkan dan positif.
Komalasari menambahkan, sebagian besar satuan PAUD maupun SD yaitu 76,9 persen belum dapat menyampaikan informasi mengenai perkembangan peserta didik kepada orang tua baik di jangkaan SD maupun PAUD yang dua-duanya berada di kategori rendah.
“Pemanfaatan alat bantu, advokasi, dan pembelajaran yang sudah disiapkan juga belum maksimal. Khususnya untuk daerah yang belum memiliki internet dan akses geografis,” ujarnya.
Menanggapi hasil monitoring dan evaluasi tersebut, Kemendikbudristek akan melakukan penguatan implementasi transisi PAUD ke SD yang menyenangkan pada tahun 2024. Penguatan tersebut akan dilakukan melalui peningkatan sosialisasi dan pendampingan kepada satuan pendidikan, serta penyediaan sumber daya yang memadai.
“Kami akan terus mendorong satuan pendidikan untuk menerapkan kebijakan ini secara optimal agar dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik,” kata Komalasari M. Pd.