Ruang Sujud
Untuk Apa Kita Shalat?
Published
1 year agoon
By
Robby KarmanSejak kecil, umat Islam sudah diajarkan untuk melaksanakan shalat wajib lima kali sehari. Ditambah dengan ragam shalat sunnah untuk menyempurnakan shalat wajib. Namun, pernahkah sejenak kita berpikir, untuk apa kita shalat? Apakah untuk menggugurkan kewajiban? Atau agar tidak masuk neraka?
Sebenarnya ada banyak jawaban yang bisa kita temukan dalam teks-teks keagamaan tentang alasan kita shalat. Misalnya, shalat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Shalat sebagai bentuk dzikir kepada Allah SWT. Shalat adalah hal yang paling pertama dihisab pada hari kiamat.
Namun pertanyaannya, sudahkah jawaban-jawaban itu menjadi alasan kita shalat? Atau jangan-jangan selama ini kita lalai memaknai arti shalat karena kesibukan dan rutinitas kita sendiri?
Penulis ingin mencoba menyegarkan kembali pemahaman dan kesadaran kita tentang alasan dan tujuan kita shalat. Agar shalat benar-benar bisa berdampak bagi kehidupan kita sehari-hari.
Sejatinya, semua ibadah ritual yang disyariatkan oleh Allah SWT mengandung hikmah yang bisa kita kaji dan amalkan selain sebagai bukti ketaatan. Misalnya zakat melatih kita untuk memiliki kepekaan sosial. Puasa melatih menahan hawa nafsu. Begitu juga dengan shalat. Lantas, apa hikmah dari shalat?
Dalam QS. Al Ankabut: 45 Allah SWT berfirman bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Pertanyaannya bagaimana shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar? Kenapa banyak umat Islam yang Shalat Terus Maksiat Jalan (STMJ)?
Dalam ilmu fikih, shalat adalah gerakan dan ucapan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Coba kita perhatikan, bahwa shalat adalah gerakan dan ucapan yang diulangi minimal lima kali sehari seumur hidup kita.
Penulis berpandangan bahwa bacaan-bacaan shalat adalah upaya internalisasi nilai-nilai moral pada pelakunya. Pernahkah anda melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin selama seminggu sekali? Setiap upacara bendera senantiasa dibacakan pancasila dan pembukaan UUD 45.
Kenapa pancasila dan pembukaan UUD 45 senantiasa diulang-ulang setiap upacara? Apakah hanya sekadar formalitas? Pembacaan pancasila dan UUD 45 adalah upaya internalisasi nilai-nilai kebangsaan kepada para peserta upacara bendera.
Advertisement. Scroll to continue reading.
Shalat pun mirip seperti itu. Mengapa lima kali sehari kita membaca surat al fatihah? Jawabannya agar nilai-nilai yang ada dalam Surat Al Fatihah itu tertanam dalam diri kita. Surat Al Fatihah berisi doa agar kita senantiasa berada di jalan yang lurus. Yakni jalan yang diberi nikmat, bukan jalan yang sesat atau dimurkai oleh Allah SWT.
Kalau kita berhasil menanamkan nilai-nilai yang ada dalam QS. Al Fatihah tersebut, yakni berada di jalan yang lurus, maka kita akan terhindar dari perbuatan keji dan munkar.
Persoalannya, bagaimana kita mau melakukan internalisasi nilai, sementara bacaan shalat saja kita tidak tahu apa artinya? Oleh karena itu penting bagi kita untuk menghafalkan terjemah dari bacaan shalat. Agar kita bisa lebih menghayati dan mengamalkan moralitas yang terkandung dalam bacaannya.