Monitorday.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa untuk pertama kalinya, tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan melampaui laki-laki, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2023.
“Untuk pertama kalinya, tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan lebih tinggi dari laki-laki,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam acara Talkshow Edukasi Keuangan Bundaku oleh OJK di Jakarta, Selasa (25/6).
Survei tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan perempuan mencapai 66,75 persen, sedangkan tingkat inklusi keuangan mencapai 76,08 persen.
Sementara itu, tingkat literasi keuangan laki-laki berada di angka 64,14 persen dan inklusi keuangan sebesar 73,97 persen.
OJK memiliki sejumlah program literasi keuangan yang menargetkan kelompok perempuan, termasuk Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah (Sicantiks) dan Bundaku (Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan).
Program Bundaku dirancang untuk meningkatkan literasi keuangan melalui pemberdayaan komunitas ibu dan perempuan sebagai Duta Literasi Keuangan.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang produk dan layanan jasa keuangan, menyediakan kisah sukses dari tokoh perempuan sebagai inspirasi, mencetak Duta Literasi Keuangan dari kalangan ibu dan perempuan berbasis komunitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga, dan menghindarkan masyarakat dari penipuan berkedok keuangan.
“Ini menunjukkan bahwa ketika kita garap secara serius, kita bisa meningkatkan literasi dan inklusinya, bahkan melampaui laki-laki,” ujar Friderica Widyasari Dewi, yang akrab disapa Kiki.
OJK percaya bahwa perempuan memainkan peran penting dalam menyebarkan kesadaran tentang layanan jasa keuangan, terutama dalam peran mereka sebagai ibu.
Ibu yang memiliki literasi keuangan yang baik dapat mengedukasi anak-anak dan keluarga mereka tentang sektor keuangan, sehingga mampu memanfaatkan produk dan jasa keuangan dengan baik.