Monitorday.com – Madani Film Festival kembali hadir pada 3-6 Oktober 2024, mengusung tema “Marwah” yang berasal dari kata Arab “muru’ah”.
Festival film bernuansa Islami ini akan diadakan di berbagai lokasi di Jakarta, menyoroti kebangkitan negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin pasca era kolonial.
Direktur Festival, Putut Widjanarko, menjelaskan bahwa tahun ini festival berlangsung selama tiga hari, lebih singkat dari biasanya, akibat pengecilan skala.
“Kita tetap mengangkat tema tentang kemerdekaan, kedaulatan, dan kemuliaan sebagai hak semua manusia,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (30/9).
Dua negara yang menjadi fokus dalam festival ini adalah Sudan dan Palestina, dengan masing-masing dua film yang akan ditayangkan pada acara penutupan.
Film pembuka dari Sudan, Goodbye Julia, mengangkat latar belakang pemisahan Sudan Utara dan Selatan serta konflik keagamaan yang kompleks. Selain itu, film This Jungo Life dari Sudan juga akan diputar pada 5 Oktober.
Dari Palestina, salah satu film yang akan ditayangkan adalah The Teacher (2023) karya Farah Nabulsi. Festival ini juga akan menampilkan dua dokumenter tentang perempuan tunanetra: The Path Full of Stars dan Seperti Sebuah Nama.
Tak hanya itu, festival juga meluncurkan program Madani Kids untuk menyediakan konten film yang lebih sesuai bagi anak-anak.
Ekky Imanjaya, anggota Board Madani IFF, menekankan pentingnya film yang benar-benar ditujukan untuk anak-anak, bukan hanya sekadar menampilkan karakter anak.
Sejumlah film Indonesia juga akan ditayangkan, termasuk karya Hanung Bramantyo seperti Hijab dan Tuhan Izinkan Aku Berdosa.
Festival ini akan berlangsung di beberapa lokasi, termasuk Taman Ismail Marzuki, Bina Nusantara University, Universitas Paramadina, Universitas Islam Internasional Indonesia, Masjid Istiqlal, Cinepolis Senayan Park, dan Metropole XXI Jakarta.