Monitorday.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengusulkan pemangkasan anggaran non-pertahanan sebesar US$163 miliar atau sekitar Rp2,68 triliun untuk tahun 2026. Langkah ini mencakup pengurangan anggaran pada berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, bantuan luar negeri, perumahan, dan bantuan publik.
Menurut laporan CNN, pemotongan anggaran ini akan digunakan untuk mendanai pos keamanan dan pertahanan perbatasan yang menjadi prioritas utama pemerintahan Trump. Gedung Putih mengonfirmasi bahwa anggaran untuk keamanan dalam negeri akan meningkat hampir 65 persen dibandingkan dengan tahun 2025, seiring dengan kebijakan ketat terhadap imigrasi ilegal yang menjadi fokus utama kebijakan Trump.
Pemotongan besar ini akan berdampak pada berbagai lembaga pemerintah, seperti Internal Revenue Service (IRS), yang akan kehilangan lebih dari US$2 miliar. Selain itu, Kementerian Luar Negeri akan mengalami pemotongan anggaran sebesar US$50 miliar, sementara Kementerian Pendidikan akan mengalami pemangkasan sekitar 15 persen dari anggarannya. Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan juga akan kehilangan hampir 50 persen dari anggarannya.
Namun, Trump menegaskan bahwa pemangkasan ini tidak akan menyentuh program jaminan sosial besar seperti Social Security dan Medicare, serta pembayaran bunga utang nasional.
Salah satu bagian penting dari anggaran yang diusulkan adalah alokasi dana tambahan sebesar US$500 juta untuk memperkuat keamanan perbatasan dan mendukung rencana deportasi massal.
Trump juga mengusulkan pengadaan teknologi pengawasan perbatasan senilai US$766 juta serta mempertahankan 22.000 personel patroli perbatasan dan merekrut lebih banyak petugas bea cukai.
Sementara itu, lembaga-lembaga penting seperti National Institutes of Health (NIH) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) akan mengalami pemangkasan anggaran lebih dari 40 persen. NASA, FBI, serta lembaga penegak hukum lainnya juga akan terdampak.
Anggaran yang diusulkan ini, yang dikenal dengan sebutan “skinny budget,” merupakan kerangka awal yang akan dijadikan panduan bagi anggota Kongres dari Partai Republik dalam menyusun Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang resmi.
Meskipun Kongres seringkali melakukan revisi besar terhadap proposal anggaran Gedung Putih, pengaruh Trump di kalangan Partai Republik memberikan peluang besar untuk meloloskan sebagian besar kebijakan yang diinginkan.
Trump sebelumnya juga mengungkapkan rencananya untuk menambah dana pertahanan nasional hingga mencapai US$1 triliun (Rp16,47 triliun), lebih besar dari anggaran yang telah disetujui sebelumnya sekitar US$893 miliar (Rp14,7 triliun).
Presiden AS ini berjanji untuk mendukung investasi terbesar dalam sejarah pertahanan nasional, termasuk proyek pertahanan rudal Golden Dome yang akan dimasukkan dalam anggaran tersebut.
“Saya akan mendukung rekor investasi US$1 triliun dalam pertahanan nasional kita,” ujar Trump saat berbicara di Pangkalan Garda Nasional Udara Selfridge, Michigan, pada pekan lalu. “Kita memiliki anggaran US$1 triliun untuk militer tahun ini, terbesar yang pernah ada di dunia,” tambahnya.