News
Zionist Bombardir Masjid di Gaza Hingga Tewaskan 81 Orang, 5 Warga NU Justru Bertemu Presiden Israel
Published
5 months agoon
By
N Diana SariMonitorday.com- Tentara Israel menewaskan 81 warga Palestina lagi dalam serangan di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir. Jumlah korban tewas secara keseluruhan menjadi 38.794 sejak 7 Oktober 2023, ujar Kementerian Kesehatan di Gaza pada Rabu, 17 Juli 2024.
Menurut Kementerian Kesehatan, sekitar 89.166 orang lainnya terluka dalam serangan itu. “Pasukan Israel membunuh 81 orang dan melukai 198 lainnya dalam dua pembantaian terhadap keluarga dalam 24 jam terakhir,” kata kementerian tersebut.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambahnya.
Otoritas kesehatan Palestina memperkirakan lebih dari 10.000 orang masih hilang di bawah reruntuhan rumah yang hancur di Jalur Gaza.
Israel telah mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Israel juga menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok Palestina Hamas.
Sembilan bulan lebih perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang putusan terakhirnya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota itu diinvasi pada 6 Mei.
Saat Israel sedang melakukan genosida di Gaza Palestina, ada 5 warga NU yang justru bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog, di Israel. Kelima tokoh muda tersebut adalah Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.
Ke-5 warga NU itu tampak senyum bahagia di atas penderitaan warga palestina, mereka bahkan mengklaim sebagai filusuf agamawan yang lebih mengutamakan diskusi dibandingkan demonstrasi.
Pertanyaannya, apakah dampak dari pertemuan 5 warga NU dengan Presiden Israel?
Israel di era Benjamin Nyetanyahu beserta kabinetnya nyata-nyatanya tidak menghendaki perdamaian dan ingin terus membumihanguskan warga palestina.
Bahkan di banyak negara yang mayoritasnya bukan beragama Islam, mereka bahkan mengatakan ” you don’t have to be a moslem to stand with palestine, you just be a human”.
Di Hanoi Vietnam, seorang pemilik toko mengusir turis israel dan mengecam bahwa toko miliknya hanya menerima manusia, kucing dan anjing tapi tidak untuk warga Israel.
Sebuah hotel ternama di Jepang, Jeronimo Gehres, manajer Manager Hotel membatalkan reservasi kamar turis Israel. Pihak akomodasi memberitahu pada pelancong itu bahwa mereka tidak dapat menerima warga Israel karena laporan kejahatan perang yang dilakukan tentara Israel di Gaza.
Gehres mengatakan, “Kami mohon maaf, karena adanya laporan kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan anggota Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam konflik yang terjadi di Gaza antara Israel dan Palestina, kami tidak dapat menerima reservasi dari orang-orang yang kami yakini mungkin memiliki hubungan dengan tentara Israel.”
Sang manager hotel pun menambahkan bahwa menawarkan penginapan pada orang-orang yang “mungkin membantu atau ikut dalam kegiatan peperangan yang dilarang hukum humaniter internasional berdasarkan Konvensi Jenewa dan protokol tambahannya dapat menempatkan kami pada risiko.” “(Kami enggan) dianggap sebagai kaki tangan dan/atau aksesori seseorang yang mungkin menghadapi tuntutan kejahatan perang,”
Tanggapan petinggi PBNU
Viralnya foto pertemuan antara lima warga NU dengan Presiden Israel Isaac Herzog membuat Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Savic Ali memanggil orang-orang tersebut. “PBNU akan memanggil mereka yang tercatat sebagai pengurus atau kader NU karena tidak semua yang ke sana itu kader NU,” katanya pada Senin, 15 Juli 2024.
Dikutip dari Antara, sebelum itu Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf mengatakan kalau pihaknya akan memanggil lima Nahdliyin untuk dimintai keterangan. “Penjelasan lebih dalam tentang maksud tujuannya, latar belakang, dan siapa yang memberangkatkan serta hal-hal prinsip lainnya,” kata dia yang akrab disapa Gus Ipul.
Citra Buruk
Savic Ali menilai pertemuan tersebut membuat buruk citra NU di mata internasional, dan melukai perasaan rakyat Palestina. Ditambah PBNU kini tengah berkomunikasi intensif dengan otoritas Palestina terkait situasi di Gaza dan West Bank. “Pertemuan itu akan dipakai Israel untuk menunjukkan bahwa ada kalangan muslim yang berdiri di sisi mereka,” katanya, Senin, 15 Juli 2024.
Savic mengatakan, belum mengetahui alasan lima orang itu bertemu Presiden Israel. PBNU, kata dia, akan memanggil pengurus yang ikut dalam pertemuan itu. “Untuk pengurus akan kami panggil saat tiba di indonesia. Kami juga belum tahu mereka masih di Israel atau sudah balik ke Indonesia,” kata Savic.
Melukai Perasaan
Saifullah Yusuf mengatakan, PBNU tidak pernah memberikan mandat pertemuan kepada lima orang tersebut. “Kepergian mereka ke Israel adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana, membingungkan, dan mendapatkan banyak kecaman yang nyata. Kunjungan itu juga melukai perasaan kita semua,” katanya, pada Senin, 15 Juli 2024.
Ini juga dikatakan oleh Ketua PBNU Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi. Ia mengatakan, pertemuan tersebut tidak pernah diberikan mandat oleh PBNU. “Tidak ada mandat dari PBNU. Berangkat atas kemauan sendiri. Tidak ada kaitannya dengan PBNU,” katanya.
Menurut Savic Ali, ia tidak tahu pihak yang membiayai perjalanan kelima warga NU itu untuk menjumpai pimpinan negara Zionis itu. “Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya,” ucap Savic.
Savic mengatakan, keberangkatan mereka sulit diterima karena melukai perasaan warga Nahdliyin. “Tidak semestinya warga NU berkunjung ke Israel. Ini tindakan tidak paham geopolitik dan perasaan warga NU,” katanya.
Upaya Israel Menormalisasi Hubungan
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan Israel ingin mendapat simpati masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang beragama Islam. Usaha Israel itu terlihat dari upaya mereka mengundang lima orang warga Nahdlatul Ulama atau NU untuk bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.
Hikmahanto mengatakan motif Israel menemui para kader NU untuk memenangkan hati orang yang berasal dari Indonesia. Mengingat, Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar.
“Memang ini bisa dianggap upaya Israel untuk normalisasi hubungan dengan Indonesia,” kata Hikmahanto melalui pesan singkat pada Senin malam, 15 Juli 2024.