Kemendikbudristek canangkan program Kampanye Sekolah Sehat guna memastikan siswa-siswi menjadi generasi yang sehat dan sekolah menjadi lingkungan yang sehat. Program ini merupakan implementasi dari Surat Keputusan Bersama 4 Kementerian yakni Kemenkes, Kemendikbudristek, Kemenag dan Kemendagri tentang Penyelenggaraan Peningkatan Status Kesehatan Peserta Didik.
Kampanye Sekolah Sehat menitikberatkan pada 3 aspek kesehatan utama. Pertama adalah aspek gizi yang berfokus pada meningkatkan kesehatan peserta didik dengan menerapkan pola makan yang tepat dan konsumsi makanan bergizi.
Kedua, aspek fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik di lingkungan sekolah serta bagi semua individu di dalamnya. Ketiga, aspek imunisasi yang ditujukan untuk meningkatkan pencapaian imunisasi lengkap bagi peserta didik.
Menurut Radityo Prabowo, Tenaga Ahli Staf Khusus Komunikasi dan Media di Kemendikbudristek, program Sekolah Sehat dirancang untuk diadopsi oleh semua satuan pendidikan di seluruh jenjang. Oleh karena itu, upaya untuk menjalankan Sekolah Sehat bisa dimulai dengan kegiatan yang sederhana.
Untuk mempromosikan kesehatan gizi, sekolah dapat mengadakan kegiatan seperti meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang, mendorong pola makan sehat dengan memperbanyak konsumsi air putih, buah, dan sayur, serta mengurangi konsumsi makanan cepat saji atau yang mengandung gula, garam, lemak, pengawet, dan pemanis buatan. Selain itu, pentingnya pengelolaan kantin yang sehat juga ditekankan.
Dalam konteks kesehatan fisik, sekolah bisa mendukung peserta didik dalam melakukan berbagai aktivitas fisik seperti senam atau olahraga ringan, melakukan peregangan saat istirahat, serta meningkatkan partisipasi dalam kegiatan olahraga baik di dalam maupun di luar jam pelajaran. Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) juga dapat menjadi bagian dari upaya ini.
Sementara itu, untuk aspek imunisasi, langkah awal dapat dilakukan dengan memeriksa riwayat imunisasi dari data yang ada di fasilitas kesehatan, memberikan rekomendasi kepada orang tua agar melengkapi imunisasi anak, serta menyelenggarakan imunisasi dasar lengkap bagi anak usia sekolah.
Agar kampanye ini berkelanjutan, sekolah didorong untuk merancang program pembiasaan dengan memulai dari kegiatan sederhana seperti minum air putih minimal dua gelas sehari, mengadakan makan bersama di sekolah termasuk konsumsi buah dan sayur, melakukan peregangan setiap pergantian jam pelajaran, serta mengadakan senam atau olahraga ringan secara rutin. Mendukung Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) juga merupakan bagian dari upaya ini.
“Kami ingin Sekolah Sehat ini menjadi sebuah gerakan yang masif dan inklusif, tidak boleh ada sekolah yang merasa tertinggal,” ujarnya
Sementara itu, calon presiden RI nomor urut 2 berencana untuk memberikan makan siang dan susu gratis kepada seluruh anak usia sekolah, santri, balita dan ibu hamil di Indonesia.
Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo Gibran Rosan P. Roeslani menyatakan bahwa ini akan terus dilanjutkan bila nantinya Prabowo terpilih menjadi presiden.
“Yang di mana ini akan memberikan makan siang dan susu gratis ini kepada 82,8 juta penerima manfaat di siswa sekolah, santri, ibu hamil, dan balita. Dan anggarannya itu per tahun sudah dihitung kurang lebih mencapai hampir Rp400 triliun per tahun,” ujarnya.