DIALAH Ummu Ruman binti Umar bin Uwaimir. Dia merupakan seorang Muslimah yang taat. Dia menikah dengan Abdullah bin Harits bin Sakhbarah. Lantas melahirkan seorang anak darinya.
Abdullah bersama Ummu Ruman datang ke Makkah lantas menjalin persahabatan dengan Abu Bakar ash-Shiddiq. Tatkala Abdullah meninggal dunia, Abu Bakar ash-Shiddiq menikahi Ummu Ruman. Dari pernikahannya lahirlah Abdurahman dan Aisyah. Abu bakar sudah menikah dengan wanita lain sebelumnya dan mempunyai anak darinya yaitu Abdullah dan Asma.
Ketika Aisyah berusia enam tahun, Khaulah binti Hakim datang kepada Ummu Ruman. Khaulah berkata, “Wahai Ummu Ruman, betapa Allah telah memasukan kepada keluarga kalian kebaikan dan berkah!”
Ummu Ruman bertanya, “Apa itu?”
Khaulah menjawab. “Rasulullah mengutusku untuk meminang putrimu, Aisyah.”
Sejak saat itu Ummu Ruman merasa sangat dimuliakan kerena memiliki hubungan perbesanan dengan Rasulullah. Pribadi Rasulullah memiliki kedudukan istimewa pada dirinya, untuk ketaqwana dan keimanannya.
Dia menjadi istri Abu Bakar. Sedangkan Nabi SAW. Sangat mencintai dan menyayangi Abu Bakar. Ummu Ruman berhijrah ke Madinah bersama anaknya Aisyah. Dalam perjalanan unta yang ditunggangi Aisyah tiba-tiba berlari cepat, maka Ummu Ruman cepat-cepat berteriak keras karena mengkhawatirkan keselamatan purinya, “Anakku, Pengantinku.”
Unta tersebut langsung berhenti kafilah itu pun sampai ke Madinah dengan selamat. Di sanalah Ummu Ruman memberitahu putrinya, Aisyah, bahwa dia akan segera menikah dengan Nabi SAW.
Ummu Ruman meninggal dunia pada tahun keenam hijrah.
Hingga suatu hari Rasulullah SAW menunjukkan kuburan Ummu Ruman. Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar berkata, “Tatkala aku menunjuk kuburan Ummu Ruman, Rasulullah SAW, bersabda, ‘Barang siapa ingin melihat seorang perempuan dari kalangan bidadari bermata jelita, hendaklah ia melihat Ummu Ruman.’
Ummu Ruman bukan hanya sebatas mertua dari Rasulullah SAW tapi juga dia adalah sahabat yang ikut serta dalam berjihad. Memiliki hati yang suci dan jiwa yang baik.[]