Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melepas ekspor 483 kg ikan segar dari Bandara Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Malaysia dan Singapura. Kegiatan ini merupakan yang pertama kali oleh CV Labuan Bajo Fishery, sebagai eksportir yang mendapatkan bimbingan sekaligus quality assurance dari Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP).
“Selama ini pengiriman hanya domestik, tapi setelah melalui proses quality assurance akhirnya bisa ekspor perdana,” ujar Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Bima, Jonison Petrus di kantornya.
Jonison mengatan, sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) BPPMHKP, jajarannya melakukan quality assurance untuk memastikan mutu dan keamanan komoditas perikanan yang akan dilalulintaskan dari/ke NTT. Quality assurance tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan ikan dan bimbingan teknis pengecekan sarana pelaku usaha hingga terbitnya sertifikat kesehatan (health certificate) ikan.
Khusus hari ini, komoditas yang diekspor meliputi 35 kg ikan tenggiri segar, 78 kg ikan kakap merah segar dan ikan kerapu segar diekspor menuju negara Malaysia. Selain itu, sebanyak 254 kg ikan tenggiri segar dan 116 kg ikan kerapu segar diekspor menuju negara Singapura yang diekspor CV Labuan Bajo Fishery.
“Ekspor perdana ini semakin terasa spesial karena bertepatan dengan KKP yang baru memperingati hari ulang tahun ke-24,” terang Jonison.
Jonison berharap ekspor perdana ini menginspirasi pelaku usaha lain untuk turut melakukan ekspor. Dikatakannya, Labuan Bajo sebagai daerah wisata juga memiliki potensi perikanan yang luar biasa.
Dia menyebut SKIPM Bima secara terbuka menyediakan ruang konsultasi bagi mereka yang ingin menjangkau pasar luar negeri, khususnya dari sisi administrasi.
“Semoga ini menjadi pembuka bagi lain, kami tentu terbuka untuk melakukan pendampingan dari sisi persyaratan mutu jika ada yang mau melakukan ekspor,” tuturnya.
Sebagai informasi, ekspor perdana ini dihadiri Wakil Bupat Manggarai Barat, Kepala Bandar Udara Komodo, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Manggarai Barat, Bea Cukai Labuan Bajo dan Instansi terkait lainnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan telah menyiapkan dukungan teknis guna mendukung implementasi 5 program prioritas. Diantaranya quality assurance (QA) berbasis digital yang telah dijalankan BP2MHKP. Menteri Trenggono menyebut Karantina dan pengendalian mutu menjadi garda terdepan dalam menjaga mutu hasil perikanan.