Bos jalan tol Jusuf Hamka mengungkapkan alasan mengapa ia memborong mobil listrik Chery Omoda E5. Harga yang miring dan ‘bandel’ sebagai alasan mobil listrik ini digunakan operasional jalan tol.
“Saya rasa buat mobil lIstrik buatan China yang kelas menengah atas, bukan hanya modelnya yang keren, Chery tapi kualitasnya bagus dan bandel. Saya pernah pakai di Hong Kong,” kata Jusuf, Senin (4/12).
Di samping itu Jusuf juga membandingkan Omoda E5 dengan merek lain, seperti mobil listrik pabrikan Jepang, harganya lebih dari Rp1 miliar. Sedangkan pabrikan asal Korea Selatan membanderol mobil listriknya mulai Rp750 jutaan.
“Jadi mobil ke depan mobil listrik kalau mau murah orang ambil Wuling, tapi kalau menengah ke atas orang pasti ambil Chery,” kata pria yang juga menjabat Direktur Utama PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT).
Ia mengklaim memesan Omoda E5 sebanyak 70 unit pada Sabtu (2/12). SUV listrik ini sudah diperkenalkan Chery Sales Indonesia (CSI) tetapi sejauh ini harga resminya belum diumumkan.
Jusuf menjelaskan sebanyak 70 unit Omoda E5 itu ingin dia gunakan sebagai sarana operasional di jalan tol dibangun perusahaan miliknya.
Sementara itu sebanyak 85 unit Wuling Air EV yang dia beli tak bisa dipakai operasional tol karena terlalu kecil.
Semua Omoda E5 yang dipesan berwarna kuning dan hitam. Jusuf mengatakan setiap unit akan ditempeli stiker khas mobil patroli jalan tol.
Menurutnya banderol Omoda E5 berkisar Rp500 sampai Rp600 jutaan per unit. Namun harga itu masih tergantung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) saat diproduksi.
Nantinya E5 milik Jusuf akan disebar di beberapa jalan tol yang dikelola perusahaannya. Walau begitu dia harus menunggu hingga Februari 2024 usai perakitan rampung.
“Buat jalan tol di seluruh anak perusahaan kita, di Tol Dalam Kota, Tol Desari, Cisumdawu, Surabaya sama Soreang-Pasir Koja,” tuturnya.