Ruang Sujud
Para Pemimpin Muda Di Panggung Sejarah Islam
Published
12 months agoon
By
Robby KarmanMONITORDAY.COM – Pada suatu hari, Rasulullah SAW menghadapi momen kritis setelah wafatnya anaknya yang tercinta, Ibrahim. Meskipun sedang dalam duka yang mendalam, Rasulullah tetap fokus pada tugas-tugas kenegaraan yakni mengirim ekspedisi peperangan ke daerah Syam.
Panglima Perang Termuda Kesayangan Rasulullah SAW
Yang membuat keputusan ini semakin menarik adalah penunjukan Usamah bin Zaid sebagai panglima perang. Usamah, meskipun baru berusia 18 tahun, namun telah mendemonstrasikan keberanian dan keterampilannya di medan perang. Beberapa sahabat sempat meragukan keputusan ini. Usamah dianggap masih sangat muda dan belum memiliki pengalaman yang cukup dalam memimpin pasukan.
Rasulullah SAW, menegaskan bahwa Usamah adalah pemimpin yang pantas, tidak hanya karena keberanian dan keterampilan militernya, tetapi juga karena kualitas moral dan keteladanan yang dimilikinya. Rasulullah memandang kemampuan dan kualitas kepemimpinan lebih penting dibanding usia seseorang.
Saat masyarakat di masa itu memiliki stereotip terhadap usia muda, Rasulullah menggugah kesadaran mereka dengan memberikan tanggung jawab besar kepada seorang pemuda. Hal ini mengajarkan umat Islam untuk tidak menilai seseorang berdasarkan usia atau pengalaman semata, melainkan melihat pada kualitas dan integritas pribadi.
Selain itu, penunjukan Usamah sebagai panglima perang juga menjadi bukti bahwa dalam Islam, semua individu, tanpa memandang usia atau latar belakang, memiliki peluang untuk berkontribusi dan memimpin.
Pemimpin Muda Penakluk Konstantinopel
Sekitar 8 abad kemudian, Muhammad Al Fatih menjadi salah satu tokoh yang paling dihormati dalam sejarah Islam atas prestasinya dalam menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453. Lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, ia memiliki warisan kekuatan spiritual dan intelektual dari ayahandanya, Murad II, seorang sultan Utsmaniyah yang bijaksana dan tegas.
Pada usia yang relatif muda, Muhammad Al Fatih memperlihatkan ambisi yang besar untuk membebaskan Konstantinopel, yang menjadi cita-cita umat Islam sejak zaman Khalifah Umar bin Khattab. Dia mewarisi impian ini dari ayahandanya. Pada usia 21 tahun, pada tahun 1453, Muhammad Al Fatih memimpin pengepungan besar-besaran terhadap Konstantinopel.
Dia menggabungkan strategi militer yang canggih dengan ketahanan dan semangat juang yang luar biasa. Meskipun pasukannya menghadapi benteng yang kuat, Muhammad Al Fatih terus mendorong mereka untuk menyerang dengan keberanian dan tekad yang tak tergoyahkan. Kemenangan Muhammad Al Fatih dalam penaklukan Konstantinopel bukan hanya kemenangan militer.
Ia membawa perubahan signifikan dalam sejarah. Penaklukan ini membuka pintu bagi berkembangnya Kekaisaran Utsmaniyah dan memperluas pengaruh Islam ke wilayah Eropa. Lebih dari itu, kemenangan ini juga membuka jalan bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, karena Konstantinopel adalah pusat intelektual pada zamannya.
Kepemimpinan Kaum Muda Menurut Ajaran Islam
Sosok Usamah Bin Zaid dan Muhammad Al Fatih menunjukkan kepada kita bahwa usia muda bukanlah menjadi halangan untuk menorehkan prestasi yang gemilang. Usia muda juga bukan alasan untuk tidak memberikan kontribusi besar bagi bangsa dan agama.
Kemudian kehadiran Usamah Bin Zaid dan Muhammad Al Fatih di panggung sejarah Islam juga membuktikan bahwa ajaran Islam tidak membeda-bedakan kontribusi dan peran seseorang berdasarkan usianya. Jika memang seseorang layak untuk dijadikan sebagai pemimpin, maka usia muda bukanlah halangan.
Dalam konteks suksesi kepemimpinan hari ini, tercatat Gibran Rakabuming menjadi calon wakil presiden yang mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Dibanding dengan kandidat lainnya, Gibran lah yang mempunyai usia paling muda.
Belajar dari Usamah Bin Zaid dan Muhammad Al Fatih, sudah selayaknya kita memberikan kesempatan kepada Gibran untuk membuktikan kualitas dan kapasitas kepemimpinannya secara objektif. Keraguan yang muncul kepada Gibran hanya karena persoalan usia yang masih muda selayaknya ditepis.