Usaha mikro, kecil, dan menengah [UMKM] di Indonesia seringkali kita sebut punya kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Katanya, hampir 98 persen perusahaan di Indonesia merupakan bagian dari UMKM.
Sumbangannya juga tidak kecil, sekitar 57% PDB kita dihasilkan oleh mereka. Dari jumlah ini, 60 persen tenaga kerja berhasil mereka serap. Namun begitu, UMKM sering menghadapi kendala. Paling utama soal akses untuk mendapatkan kredit pembiayaan.
Alhasil, pertumbuhan dan peluang investasi mereka pun jadi terbatas. Padahal, Undang-undang No.20 tahun 2008 tentang UMKM jelas mengamanatkan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menumbuhkan iklim usahanya terutama dari aspek pendanaan. Sumber pendanaan yang memfasilitasi UMKM harus diperbanyak.
Baik perbankan, maupun lembaga keuangan lainnya sebetulnya sudah memadai. Terutama dengan adanya program KUR. Pemerintah sendiri sudah menyiapkan Rp460 triliun untuk membantu UMKM. Bank pelaksana KUR sudah ditunjuk, perusahaan penjamin juga sudah ditentukan. Namun sayangnya, realiasi KUR masih belum maksimal. Hingga Oktober 2023, realisasinya baru sebesar Rp207,17 triliun atau sekira 68,74 persen.
Tentu saja ada banyak faktor yang membuat masih rendahnya realisasi KUR pasca pandemi ini. Terutama setelah ratusan perusahaan financial technology dengan model bisnis peer to peer lending atau pinjalan online [pinjol] dirilis ke publik. Kita tidak sedang menyalahkan Pinjol, namun harus diakui jika model model bisnis pinjol lebih mudah dipahami dan diakses oleh masyarakat. Model bisnis yang belum bisa diakomodasi oleh KUR. Program KUR masih dianggap model lama, dengan ketentuan akses yang sama (sulit).
Di edisi kali ini, Fokus Monitorday mencoba memonitor sejauh mana kebijakan KUR berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama UMKM. Apa langkah yang harus diambil, agar akses terhadap KUR bisa semudah pinjol.
Yang terpenting tentu saja, bagaimana KUR bisa membuat UMKM sebagai tulang punggung ekonomi negara tak hanya jadi jargon saja. Tapi betul-betul nyata. Untuk mewujudkan mimpi tersebut, tentu saja transformasi KUR mutlak dilakukan. [red]