Monitorday.com – Koalisi Perubahan telah mantap menunjuk Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres Anies Baswedan. Namun konsekuensinya, Demokrat keluar dari koalisi, karena mulanya yang santer diberitakan akan menjadi cawapres Anies ialah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Keputusan tersebut diambil, karena kemungkinan besar Koalisi Perubahan berupaya menarik massa Nahdlatul Ulama (NU) sebagai basis suara PKB. Namun faktanya justru bertolak belakang, popularitas Cak Imin di kalangan warga Nahdliyin justru kecil, bahkan kalah dari AHY.
Seperti survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, yang menempatkan popularitas Cak Imin begitu rendah di kalangan Ormas Islam, termasuk di NU. Dari faktor popularitas, Cak Imin hanya berada di angka 44,2 persen di kalangan NU. Sedangkan tingkat popularitas AHY sebesar 67,1 persen.
Sementara itu, dari segi tingkat kesukaan di kalangan NU, Cak Imin hanya di angka 66,7 persen. Dia kalah dibandingkan tingkat kesukaan warga Nahdliyin terhadap AHY sebesar 72,6 persen.
“AHY lebih populer dibandingkan Muhaimin Iskandar di semua Ormas Islam. Tingkat kesukaan AHY juga lebih tinggi di semua Ormas Islam dari Muhaimin,” ujar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa saat merilis survei terbarunya, di Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Menurut Ardian, hasil tersebut bukanlah sesuatu yang mengejutkan meski AHY bukan berasal dari kalangan Ormas Islam. Salah satunya karena survei ini diadakan pada 1-8 Agustus 2023 atau sebelum Cak Imin dideklarasikan sebagai cawapres Koalisi Perubahan.
Dimana pada periode tersebut, pemberitaan terhadap Cak Imin disebutnya tak semasif sosok AHY. Termasuk mengenai latar belakang AHY yang merupakan anak dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan pernah maju di Pilkada DKI Jakarta.
“Hal ini membuat publik lebih banyak mengenalnya ketimbang Cak Imin. Meski PKB merupakan partai Islam yang basisnya adalah Nahdliyin tapi faktanya tidak semua warga NU itu memilih PKB,” kata Ardian.