Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., bukan hanya menjadi panggung diplomasi, tetapi juga menjadi wadah untuk membahas isu kemanusiaan dan regional yang mendesak. Dalam suasana penuh kepedulian, kedua pemimpin bersatu untuk menyelesaikan krisis yang menghantui kawasan.
Presiden Joko Widodo mengutuk kekejaman di Gaza, Palestina, dan menegaskan posisi tegas Indonesia untuk membela keadilan dan kemanusiaan bagi rakyat Palestina. Dalam konteks ini, pertemuan membahas situasi krisis di Palestina, terutama di Gaza, dengan fokus pada upaya bersama untuk menghentikan kekerasan dan menyuarakan kebutuhan mendesak bantuan kemanusiaan.
Isu Rohingya dan krisis di Myanmar juga menjadi pusat perhatian. Kedua pemimpin menunjukkan solidaritas terhadap penderitaan Rohingya dan mendukung implementasi Konsensus Lima Poin (5PC) untuk mengembalikan perdamaian dan demokrasi di Myanmar. Dalam konteks ini, peran ASEAN diakui sebagai kekuatan yang harus memfasilitasi dialog lebih lanjut dan memberikan bantuan kemanusiaan.
Pertemuan ini juga menjadi forum untuk membahas isu repatriasi korban perdagangan manusia, dimana Filipina memberikan bantuan dalam repatriasi 246 korban pada tahun lalu. Selain itu, upaya pendaftaran Orang Berketurunan Indonesia di Mindanao mendapat apresiasi, dan kedua pemimpin berharap mendapatkan dukungan lebih lanjut untuk fase pendaftaran berikutnya.
Dengan sikap kemanusiaan yang tegas, kedua negara menunjukkan komitmen untuk berkolaborasi dalam menanggapi krisis kemanusiaan dan memastikan ASEAN tetap menjadi kekuatan positif untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan. Pertemuan ini bukan hanya membahas isu-isu regional, tetapi juga meneguhkan kedekatan kedua negara dalam menghadapi tantangan kemanusiaan yang kompleks.