Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda kemajuan dari Israel dalam mencapai tujuan perangnya di Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan dalam diskusi panel di Forum Ekonomi Dunia di Davos pada Selasa (16/1).
Pangeran Faisal menegaskan bahwa fokus utama Arab Saudi saat ini adalah mencari jalan menuju perdamaian dengan interaksi nyata di kawasan. “Kita harus fokus pada pengurangan ketegangan melalui pencapaian gencatan senjata di Gaza,” ujarnya.
Ia juga menyatakan keprihatinannya terkait meningkatnya ketegangan di Laut Merah dan dampaknya terhadap kebebasan navigasi pelayaran. “Kita harus fokus pada situasi di Gaza karena berdampak pada kawasan dan meningkatkan ketegangan di Laut Merah,” tambahnya.
Pangeran Faisal menekankan bahwa penderitaan berkelanjutan di Gaza dapat menciptakan lingkaran kekerasan yang tidak pernah berakhir. Dia juga menyatakan bahwa perdamaian dan keamanan bagi Israel sangat terkait dengan perdamaian dan keamanan bagi rakyat Palestina.
”Itu adalah sesuatu yang kami dukung di kerajaan ini sejak tahun 1981, usulan perdamaian, dan kami sepenuhnya mendukung hal itu,” ujarnya. ”Kami sepakat bahwa perdamaian regional mencakup perdamaian bagi Israel, tetapi hal itu hanya dapat terjadi melalui perdamaian bagi Palestina, dengan berdirinya negara Palestina,” tambah Pangeran Faisal.
Sejak serangan lintas batas oleh kelompok pejuang Hamas Palestina, Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza. Sedikitnya 24.285 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh, dan 61.154 orang terluka menurut otoritas kesehatan Palestina. PBB mencatat bahwa 85 persen penduduk Gaza telah mengungsi, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur.