News
Selain Rumah Sakit Internasional, Prof Haedar: Muhammadiyah Kabupaten Lamongan Jadikan Masjid Sebagai Pusat Kemajuan
Published
10 months agoon
By
N Ayu AshariMonitorday.com- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir meresmikan Masjid As Syifa Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML), pada Rabu (17/1/2024) hari ini.
Selain masjid, pada kesempatan ini juga digelar launching pencanangan instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Muhammadiah Lamongan Reborn sebagai rumah sakit pusat syariat yang berstandar internasional.
Menurut Prof. Haedar Nashir, diresmikannya masjid As-Syifa ini menjadikan dirinya bangga melihat perkembangan Muhammadiyah. Pihaknya juga mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Lamongan yang telah medukung masjid ini sebagai pusat kemajuan.
“Saya merasa ikut bangga, akan kemajuan Muhammadiyah Lamongan, kalau disimpulkan itu gak ada lawan atau tandingannya. Amal usaha di pendidikan, kesehatan, moderat ekonomi, bahkan diaspora kadernya tiada banding. Mampu menghadirkan Lamongan megilan,” ungkap Buya Haedar, sapaan akrab Ketum Muhammadiyah itu.
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tersebut juga menuturkan, capaian-capaian besar Muhammadiyah ini akan menjadi stagnan jika tidak diimbangi dengan inovasi-inovasi yang mampu menjawab tantangan ke depan. “Sesungguhnya, yang memakmurkan masjid itu mereka yang beriman kepada Allah. Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi pusat kemajuan peradaban. Peradaban itu kebudayaan yang tertinggi,” terang Buya Haedar.
“Hidup dalam kebudayaan dan karena kita muslim kebudayaan itu dasar atau orientasinya pada syiar, yang nantinya melahirkan berbagai aktifitas yang menjadi panduan hidup bersama,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Sukardiono mengatakan bahwa, masjid As-Syifa’ menjadi salah satu implementasi kombinasi pengobatan fisik dengan mental yang dilakukan RSML.
“Jadi nanti kalau mentalnya kurang baik diobati di masjid ini karena nama masjid ini As Syifa, wanunazzilu minal quran ma huwa syifaa. Mudah-mudahan masjid ini bisa menjadi rahmat persyarikatan Muhammadiyah dan pasien yang dirawat di RSML,” kata Rektor UM Surabaya itu.
Tak ketinggalan, Sodikin, selaku Ketua PDM Lamongan mengungkapkan, Masjid As-syifa’ dibangun di atas lahan seluas 7.000 meter persegi, dengan luas bangunan seluas 3.900 m persegi yang dapat menampung kapasitas jamaah sebanyak 1.500 orang.
Pembangunan masjid ini, lanjut Sodikin, memakan waktu dua tahun dan menelan biaya sebesar Rp 43 miliar. Dia juga berkata, masjid ini dilengkapi ruang rapat, aula, kamar mandi, kamar tidur musafir, ruang baca, Lazizmu pengawas daerah hingga lainnya.
“Diresmikannya masjid As-Syifa’ dan pencanangan IDG reborn bertaraf internasional ini sebagai komitmen Rumah Sakit Muhammadiah Lamongan dalam memberi pelayanan yang terbaik dan terpercaya,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menuturkan, Masjid As Syifa merupakan wujud transformasi RSML dalam pengembangan khasanah keilmuan, sekaligus mencetak generasi unggul dan berahlakul karimah.
“Ke depan perjalanan dakwah, amal usaha muhammadiyah tidak bisa menghindar dari dinamika ekonomi masyarakat yang semakin pesat, kami berharap kehadiran Masjid As-syifa dapat dikelola dengan prefesional dan dipergunakan untuk kepentingan yang lebih luas, sehingga dapat memberikan dampak perkembangan sosial ekonomi umat,” tutur Bupati Yuhronur.
Dengan hadirnya masjid srbagai icon baru di Lamongan ini, Yuhronur berharap, Masjid As-Syifa’ mampu memberikan kenyamanan masyarakat dalam beribadah. “Semoga masyarakat Lamongan benar-benar dapat merasakan manfaat kehadiran Masjid As-syifa’ ini, dan semoga kita mendapatkan keberkahan serta nilai pengabdian kita kepada persyarikatan dicatat sebagai amal ibadah,” harapnya.