Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, menilai bahwa dalam skenario Pilpres 2024 berlangsung hingga dua putaran, pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, masih memiliki potensi besar untuk memimpin dan keluar sebagai pemenang dari kedua pasangan lainnya yang lolos ke putaran kedua.
Survei beberapa lembaga survei nasional menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran telah mencapai kisaran 40%, membuat mereka diprediksi sebagai pasangan yang akan melaju ke putaran kedua. Bahkan, peluang kemenangan dalam satu putaran pun masih terbuka lebar.
Berdasarkan survei terbaru Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada Kamis (18/1/2024), elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 45,8%, mengungguli pasangan lainnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (25,47%) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (22,96%). Sementara survei Lingkar Survei Indonesia Denny JA, yang dirilis pada hari yang sama, menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebesar 46,6%, disusul Ganjar-Mahfud 24,8%, dan Anies-Muhaimin 22,8%.
Menurut Ujang Komarudin, Prabowo-Gibran memiliki peluang besar untuk melaju ke putaran kedua, bahkan mengancam pasangan lainnya. Hal ini memunculkan wacana potensial mengenai koalisi antara pasangan calon nomor urut 1 dan 3.
“Koalisi antara Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud juga belum tentu bisa mengalahkan Prabowo-Gibran jika terjadi putaran kedua, karena terbuka peluang migrasi suara dari Anies-Cak Imin atau Ganjar-Mahfud ke Prabowo-Gibran di putaran kedua,” ungkap Ujang.
Ujang menyoroti bahwa banyak faktor akan menentukan apakah Pilpres akan berlangsung dalam dua putaran, termasuk kerja tim pemenangan, lobi-lobi antara elite politik, dan kampanye yang mereka jalankan untuk menarik suara dari pasangan calon yang kalah di putaran pertama.
Dia juga menilai bahwa Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud menyadari bahwa mereka sulit mengejar elektabilitas Prabowo-Gibran dalam sisa waktu kampanye Pilpres 2024. Hal ini mendorong wacana koalisi antara keduanya, sesuai dengan pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani pada 7 Januari lalu.
“Jika Pilpres berlangsung dalam dua putaran, kemungkinan besar salah satu dari Anies-Cak Imin atau Ganjar-Mahfud akan melawan Prabowo-Gibran. Wacana koalisi paslon 1 dan 3 tersebut akan semakin menguat dalam skenario tersebut. Namun, jika Pilpres hanya satu putaran, wacana koalisi kemungkinan akan hilang dengan sendirinya,” tambahnya.