Shohirin, seorang warga Aceh Besar, sukses melakukan ekspor perdana kerang darah dan kerang biru ke Vietnam. Proses ekspor ini dilakukan secara langsung melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar.
Permintaan terhadap kerang dari Vietnam terus meningkat, mencapai puluhan ton setiap harinya. Meskipun demikian, Shohirin baru mampu memenuhi permintaan dalam kisaran 700 kilogram hingga 1 ton setiap kali ekspor. Kendala utamanya adalah ketersediaan kerang yang terbatas di Aceh, baik dari alam maupun budidaya masyarakat setempat. Untuk mencukupi kebutuhan, ia harus melakukan pembelian kerang dari beberapa daerah di Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat.
Tak hanya tingginya permintaan kerang dari Vietnam, harga jual di sana juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga lokal. Harga per kilogramnya mencapai 80 hingga 100 ribu rupiah, memberikan peluang bisnis yang menjanjikan bagi para eksportir kerang seperti Shohirin.
Keberhasilan ekspor perdana ini membuka peluang bagi para pelaku usaha kerang di Aceh untuk terus mengembangkan pasar ekspor, memperluas produksi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.