Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan dalam peringatan HUT ke-78 Muslimat NU di Stadion GBK, Senayan, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menjelaskan upaya pemerintah dalam menyediakan bantuan sosial (bansos) untuk meringankan beban warga pasca pandemi COVID-19.
“Pemerintah di tengah keterbatasannya terus berupaya untuk hadir di tengah masyarakat, misalnya pada tahun 2023, subsidi dan bansos yang telah kita gelontorkan itu sebesar Rp 443 triliun, gede sekali ini,” ujar Jokowi di lokasi.
Presiden kemudian secara rinci menjelaskan jenis bansos yang sudah disalurkan kepada masyarakat, termasuk BPJS Kesehatan, Kartu Pintar dan Kuliah, PKH, serta Kartu Sembako.
Dalam interaksi dengan hadirin, Jokowi bertanya, “Siapa yang sudah merasakan? Bener?”
Beberapa ibu-ibu Muslimat mengutarakan bahwa ada yang belum mendapatkan bansos. Jokowi menegaskan bahwa bansos tidak ditujukan untuk semua warga, melainkan untuk mereka yang benar-benar membutuhkan.
“Ini tidak semua itu yang diberikan, 9,9 juta keluarga bukan semuanya diberikan 280 juta. Kalau ibu-ibu Muslimat sudah sejahtera,” tutur Jokowi.
Presiden Jokowi menekankan bahwa program bansos ini bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat, sehingga warga dapat terus melanjutkan kehidupannya.
“Momentum ini harus terus kita kembangkan, harus terus kita tingkatkan untuk menggapai cita-cita kita, Indonesia Emas 1945,” ucapnya.
Meski mendapat sorotan dan beberapa tuntutan, termasuk dari TPN Ganjar-Mahfud yang awalnya meminta bansos dihentikan sementara, Jokowi menegaskan bahwa program ini tidak dihentikan, melainkan direvisi agar disalurkan dengan tepat tanpa klaim dari paslon tertentu.
Reaksi ini juga sejalan dengan sikap sejumlah menteri yang mengakui bahwa bansos ini berasal dari Presiden Jokowi, serta mengajak warga untuk berterima kasih kepada kepala negara.