Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa mengeluarkan abu vulkanik sebanyak dua kali pada Sabtu (20/1/2024) pagi. Erupsi pertama terjadi pukul 08.13 WIB dengan tinggi kolom abu 300 meter, dan erupsi kedua terjadi pukul 10.02 WIB dengan tinggi kolom abu 500 meter. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dan mengarah ke timur laut.
Petugas Pos Pengamatan Gunung api Semeru Liswanto yang berada di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, mengatakan bahwa erupsi masih berlangsung saat laporan ini dibuat. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sejauh 13 km dari puncak gunung, karena berpotensi terkena awan panas dan lahar.“Kemudian warga juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” ujar Liswanto dalam laporan tertulisnya.Liswanto juga meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.Status Gunung Semeru masih pada Level III atau siaga, yang artinya ada peningkatan aktivitas vulkanik dan potensi erupsi. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan bahwa erupsi Gunung Semeru tidak berdampak pada permukiman warga dan aktivitas warga berjalan normal. Ia mengatakan bahwa tidak ada sebaran abu vulkanik yang mengganggu udara.“Kami terus memantau kondisi Gunung Semeru dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengantisipasi kemungkinan bencana yang ditimbulkan oleh erupsi,” kata Wawan.