Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyatakan bahwa ia tidak ingin menjadi Presiden Republik Indonesia melalui jalur kekerasan. Pernyataan ini disampaikannya dalam pertemuan dengan Relawan Erick Thohir alumni Amerika Serikat (ETAS) for 02 di XXI Plaza Senayan, Jakarta.
Prabowo menyebut bahwa setelah kerusuhan pasca-pemilihan presiden (pilpres) tahun 2019, ia mendapat pemahaman baru. Ia menyampaikan, “Saya ngerti kenapa saya 2 kali kalah, ya mungkin waktu saya juga, terus terang saja belum sampai kepada pemahaman yang saya pegang sekarang dan pencerahan itu terjadi 2019 waktu saya kalah.”
Ketua Umum Partai Gerindra ini menceritakan saat dirinya kalah dalam Pilpres 2019, banyak pendukungnya yang tegang sehingga melakukan aksi di Jalan Thamrin, Jakarta. Prabowo mengaku mendatangi lokasi tersebut dan bertemu dengan seorang pemuda yang menyatakan siap mati demi Prabowo. Namun, Prabowo menegaskan agar pemuda tersebut tidak mati untuknya, melainkan hidup demi orang tua dan Indonesia.
Prabowo juga menyampaikan bahwa tawaran rekonsiliasi dari Presiden Joko Widodo datang melalui para kader muda di Partai Gerindra setelah kerusuhan tersebut.