Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, kembali memberikan pembelaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sebelumnya disindir oleh politikus PDI Perjuangan, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, sebagai sosok yang tidak bisa bekerja. Prabowo menegaskan bahwa Jokowi adalah seorang yang pekerja keras.
Dalam rangkaian kampanye akbar di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Prabowo menyatakan bahwa dirinya, sebagai mantan Danjen Kopassus, merasa kewalahan mengikuti alur kerja yang begitu intensif yang diterapkan oleh Jokowi.
“Saya saksi dari dekat, saya melihat Pak Jokowi orang yang pekerja keras tidak ada istirahatnya. Saya kewalahan ikuti beliau, padahal saya mantan Kopassus, mantan Jenderal,” ujarnya di lokasi.
Menurut Prabowo, menilai Jokowi tidak bisa bekerja adalah tindakan yang buta hati. Dia siap untuk melanjutkan program-program yang sudah dijalankan oleh Jokowi selama dua periode kepemimpinan sebagai Presiden Indonesia.
“Hanya orang yang buta hatinya yang tidak bisa melihat apa yang sudah dikerjakan pak Jokowi. Saya Prabowo Subianto bersama Gibran dan Koalisi Indonesia Maju kami siap melanjutkan apa yang telah dibangun pak Jokowi,” katanya.
Prabowo juga menyinggung bahwa orang yang menjelekkan Jokowi merupakan antek-antek asing. Meskipun pernah bersebrangan dalam dua kali Pilpres, Prabowo tidak menyimpan kebencian kepada Jokowi.
“Presiden Jokowi, sekarang mungkin ya antek-antek asing, pak Jokowi di jelek-jelekin terus. Anda kenal Prabowo kan? Saya berapa kali bersebrangan dengan pak Jokowi? saya dua kali dikalahkan pak Jokowi, dua kali, emang enak dikalahkan? Tapi saya tidak ada secercah rasa benci kepada pak Jokowi, kenapa? Karena saya yakin beliau cinta rakyat Indonesia,” jelasnya.
Prabowo juga mengungkapkan bahwa keputusannya untuk bergabung dengan Jokowi sebagai Menteri Pertahanan adalah demi kemajuan bangsa Indonesia. Dalam orasi politiknya, dia menyinggung pihak yang bersikap keminter dan menekankan pentingnya rendah hati dan hormat terhadap semua pihak.
“Kita tidak boleh lengah, tidak boleh sombong, nenek moyang kita mengajarkan kita ojo dumeh, ojo adigung adiguna, kita rendah hati bukan rendah diri. Tidak boleh kita sombong tidak boleh keminter keminter,” tandasnya. “Tapi tidak ada masalah, hormati semua, kita diejek, kita dihina tidak apa-apa. Prabowo sudah biasa dihina, sudah biasa difitnah, sudah biasa dihujat yang penting rakyat saya tidak menghujat saya, tidak menghina saya, tidak memberi nilai 11 dari 100,” pungkasnya.