Siapa yang akan menduga bahwa Nabi Muhammad SAW, sang pemimpin yang mulia, pernah dimarahi oleh seorang wanita? Wanita tersebut adalah Ummu Aiman, yang nama aslinya adalah Barakah dan berasal dari Habasyah. Ia adalah salah satu shahabiyah yang memiliki peran penting dalam sejarah Islam.
Ummu Aiman awalnya adalah seorang budak yang dimiliki oleh Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah Nabi Muhammad SAW. Setelah menikah dengan Ubaid bin Harits, Ummu Aiman memiliki seorang anak bernama Aiman, sehingga masyarakat kemudian mengenalnya sebagai Ummu Aiman. Ia adalah ibu asuh yang merawat Nabi Muhammad SAW dengan penuh kasih sayang.
Selama hidupnya, Ummu Aiman selalu mendampingi Nabi Muhammad SAW. Bahkan, ketika ibu kandung Nabi, Ummu Aminah binti Wahab, meninggal dunia saat dalam perjalanan pulang dari ziarah ke makam Abdullah, Ummu Aiman yang menggendong dan membawa pulang Nabi, serta merawatnya bersama istri Abu Thalib.
Ketika Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai Nabi oleh Allah SWT, Ummu Aiman segera memeluk Islam dengan tulus. Namun, suaminya saat itu tidak mau menerima Islam, sehingga mereka berpisah dan Ummu Aiman menikah dengan Zaid bin Haritsah, anak angkat Nabi Muhammad SAW. Dari pernikahan ini, lahirlah Usamah bin Zaid, seorang pria yang gagah berani dan saleh.
Hubungan yang panjang dan penuh iman inilah yang membuat Ummu Aiman sangat mencintai Nabi Muhammad SAW, dan sebaliknya. Cintanya begitu besar sehingga ia bahkan pernah memarahi Nabi, seperti yang disampaikan oleh Anas bin Malik.
Suatu hari, Nabi Muhammad SAW mengunjungi rumah Ummu Aiman dan disuguhkan minuman. Namun, Nabi menolak minuman tersebut. Anas mengatakan, “Aku tidak tahu apakah Nabi sedang berpuasa atau tidak ingin minum.” Akibatnya, Ummu Aiman marah dan memarahi Nabi.
Imam an-Nawawi dalam syarah kitab Shahih Muslim menjelaskan kejadian ini dengan mengatakan, “Nabi menolak minuman itu karena puasa atau alasan lainnya. Ummu Aiman pun marah dan memarahi beliau. Ia sangat mencintai Nabi karena telah mengasuh dan merawatnya. Dalam salah satu riwayat, Nabi pernah berkata, ‘Ummu Aiman adalah ibu keduaku.'”
Cinta Ummu Aiman kepada Nabi membuatnya menyukai segala sesuatu yang disenangi oleh Nabi dan bersedih terhadap apa pun yang membuat Nabi bersedih. Bahkan, saat Nabi wafat, Ummu Aiman mengucapkan syair yang mengharukan.
Ummu Aiman, seorang wanita yang dengan gigih membela Nabi dalam perang Uhud, adalah sosok yang luar biasa. Allah SWT memberkati umurnya dan ia wafat pada zaman pemerintahan Utsman bin ‘Affan.
Kisah Ummu Aiman adalah contoh keimanan, kesetiaan, dan cinta yang mendalam kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga kita dapat mengambil pelajaran berharga dari kisah hidupnya yang inspiratif ini.