Monitorday.com – Presiden Joko Widodo meminta para menteri dan pejabat di jajaran kementerian/lembaga untuk mengantisipasi risiko ekonomi global, terutama resesi, dengan menyusun target pertumbuhan ekonomi yang mencerminkan kehati-hatian.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna Persiapan Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H, Rencana Kerja Pemerintah, Kerangka Ekonomi Makro (KEM), dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Tahun 2025, Presiden Jokowi menyoroti situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
“Kita tahu semuanya beberapa negara sudah masuk ke resesi seperti Jepang, Inggris yang baru saja masuk proses resesi itu,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden menekankan perlunya menyusun target pertumbuhan ekonomi secara hati-hati, sambil tetap menjaga optimisme dan kredibilitas. Selain itu, ia mengingatkan pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan penajaman anggaran dan menyiapkan rencana alternatif (contingency plan) menghadapi gejolak atau krisis ekonomi.
“Lakukan penajaman fokus pemerintah pusat dan daerah dengan menyiapkan rencana alternatif jika ada gejolak dan krisis,” kata Jokowi.
Ekonomi Jepang melaporkan tergelincir ke dalam resesi setelah mengalami kontraksi dalam dua kuartal terakhir tahun lalu. PDB riil Jepang menyusut 0,1 persen pada kuartal IV 2023, menandai kontraksi kuartal kedua setelah penurunan 0,8 persen pada kuartal ketiga 2023.
Sementara itu, perekonomian Inggris juga terkontraksi pada kuartal III dan IV 2023, dengan penurunan masing-masing sebesar 0,1 persen dan 0,3 persen. Presiden Jokowi berharap langkah antisipatif ini dapat menjaga kestabilan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.