Monitorday.com – Para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Pulau Dewata terus berupaya untuk bangkit dari dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. Salah satu cerminannya terlihat dari UMKM perajin kayu ukir di Desa Kokokan.
Wayan Sudarsana, seorang perajin kayu berusia 43 tahun, yang merupakan generasi ketiga dari usaha pembuatan bingkai kayu berseni pahat di Desa Kokokan, mengungkapkan perjuangannya.
“Dulu pegawai saya ada 30, sekarang ada 10, perlahan kami mulai bangkit lagi,” ujarnya di Ubud, Gianyar, Provinsi Bali, pada Jumat (23/2/2024).
Sudarsana menyoroti bahwa hasil karyanya kini mulai menghasilkan omzet yang menjanjikan.
“Biaya terbesar ada di bahan baku kayu pohon durian, sisanya untuk pekerja dan saya,” tambahnya.
Saat ini, dia mampu memperoleh omzet sebesar Rp 40 juta per bulan dengan margin keuntungan bersih mencapai 25 persen.
Saat memulai proses pemulihan usahanya, modal menjadi hal terpenting bagi Sudarsana. Untungnya, dia mendapat dukungan dari salah satu entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu Bank BRI, yang telah memberikan pinjaman modal sejak 2010.
Tidak hanya Bank BRI, usaha bingkai kayu Sudarsana juga mendapat dukungan dari BUMN lain, yakni Askrindo.
“Pinjaman untuk UMKM saya sebenarnya sudah sejak 2018 dijamin oleh Askrindo, jadi saat pinjam modal ke bank ketika pandemi tak punya modal, saya lebih tenang,” ungkapnya.
Direktur Utama Askrindo, Fankar Umran, menekankan pentingnya dukungan terhadap UMKM sebagai salah satu pilar perekonomian bangsa.
“Dukungan ini jadi bagian dari ikhtiar kami dalam mendorong dan memberdayakan UMKM supaya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Askrindo berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu UMKM dalam akses permodalan, dengan harapan UMKM yang dibinanya dapat menjadi usaha mandiri, kuat, bergengsi, dan stabil dalam mendukung profitabilitas UMKM Indonesia.