Monitorday.com – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mengambil langkah tegas dalam mendorong peningkatan volume perdagangan bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru.
Dalam pertemuan dengan Menlu Selandia Baru, Winston Peters, di Jakarta, pada Kamis (14/3), Retno menekankan perlunya keseimbangan dalam neraca perdagangan serta upaya meningkatkan produk pertanian untuk memenuhi standar biosecurity yang ditetapkan Selandia Baru.
Diskusi juga mencakup kemajuan dalam pengakuan produk halal, melalui kerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) RI. Retno menyambut baik rencana kunjungan Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, bersama pelaku bisnis ke Jakarta tahun ini, yang diharapkan dapat memperkuat hubungan perdagangan kedua negara.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan nilai perdagangan antara Indonesia dan Selandia Baru sebesar 18,82 persen dari tahun 2022 menjadi 2023. Penurunan ini menjadi perhatian utama dalam diskusi antara Presiden RI, Joko Widodo, dan Christopher Luxon, pada KTT Khusus ASEAN-Australia di Melbourne pada 5 Maret lalu.
Terkait kerja sama saling pengakuan dan keberterimaan, Kementerian Keamanan Hayati dan Pangan Selandia Baru sedang berupaya agar Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru menyetujui Mutual Recognition Arrangement (MRA) tentang sistem pemeriksaan produk halal di Selandia Baru.
Menteri Asosiasi Pertanian Selandia Baru, Andrew Hoggard, menegaskan komitmen pemerintahnya untuk memastikan produk yang akan diekspor telah memenuhi kriteria produk halal Indonesia. Dia menyebut Indonesia sebagai pasar perdagangan halal terbesar di dunia.
“Ini merupakan langkah signifikan dalam memperkuat hubungan perdagangan dan ekonomi antara kedua negara,” kata Retno Marsudi.