Monitorday.com,- Peran penting manajemen air dalam skala global, regional, nasional, dan lokal telah ditekankan oleh Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam pidatonya di Markas Besar PBB di New York. Ia menjelaskan bahwa krisis air merupakan hasil dari perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang perlu segera diatasi. Dwikorita menekankan pentingnya langkah konkret untuk mencapai keadilan dalam akses air bersih.
Manajemen sumber daya air harus dilakukan secara berkelanjutan, komprehensif dari hulu ke hilir, sebagai bagian dari perencanaan yang berkelanjutan, adil, dan merata. Pendekatan ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang terkait dengan kemiskinan, keamanan pangan serta energi, dan konservasi sumber daya alam. Ia juga menyoroti perlunya implementasi hasil-hasil penting dari Konferensi Air PBB 2023 melalui platform global.
Dwikorita juga mengundang partisipasi aktif dalam Forum Air Dunia ke-10, yang rencananya akan diselenggarakan di Bali pada bulan Mei. Lebih dari 2 miliar orang berada di bawah tekanan akibat masalah air, sementara 3,6 miliar orang menghadapi akses air yang kurang memadai setidaknya dalam satu bulan setiap tahun. Hal ini disebabkan oleh pemanasan global akibat perubahan iklim yang diperparah oleh aktivitas manusia yang merusak lingkungan.
Dwikorita menegaskan bahwa masalah air tidak hanya berkaitan dengan ketersediaan dan aksesibilitasnya, tapi juga pada kualitasnya, terutama dalam aspek sanitasi dan kebersihan. Ketersediaan air bersih berkualitas sangat berpengaruh pada upaya memberantas kemiskinan, mengakhiri kelaparan, mempromosikan kesehatan yang baik, sanitasi, energi bersih, pertumbuhan ekonomi, pengurangan disparitas dan ketimpangan, serta realisasi keadilan dan perdamaian.
Ia juga menyoroti laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) yang mengindikasikan pemanasan global yang terjadi dengan cepat, menjadikan tahun 2023 sebagai tahun terpanas sepanjang masa, dengan indikator iklim kunci mencatat rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini menunjukkan betapa krisis iklim secara signifikan memengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Dalam penutupnya, Dwikorita menyampaikan optimisme bahwa kolaborasi lintas negara dalam melestarikan keberlanjutan Bumi akan memiliki dampak besar bagi generasi mendatang. Selama kunjungannya ke Amerika Serikat, Dwikorita juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Majelis Umum PBB dan Wakil Menteri Infrastruktur dan Air Kerajaan Belanda untuk membahas pentingnya manajemen air global dan peluang kerja sama antara Indonesia dan Belanda di bidang hidrologi.