Monitorday.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti urgensi menjaga stabilitas keuangan sebagai langkah antisipasi terhadap dampak konflik antara Iran dan Israel yang berimbas pada penurunan nilai tukar mata uang terhadap dolar AS serta melemahnya pasar modal.
“Aktivitas di pasar keuangan menunjukkan penguatan indeks dolar AS terhadap mata uang negara-negara lain. Oleh karena itu, diperlukan perhatian lebih dalam menjaga stabilitas pasar keuangan,” ujar Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, selain disebabkan oleh eskalasi konflik Iran-Israel, penguatan indeks dolar AS juga dipengaruhi oleh tingginya tingkat pengembalian obligasi dan suku bunga yang masih bertahan pada level tinggi, serta kebijakan “higher for longer” dari bank sentral Amerika Serikat.
Meskipun tingkat inflasi di Amerika Serikat menunjukkan perbaikan, namun belum mencapai level yang diharapkan.
Airlangga juga menegaskan bahwa meskipun nilai tukar rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan ringgit Malaysia dan yuan China, namun indeks nilai tukar won Korea Selatan dan bath Thailand lebih unggul dari rupiah.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa indeks harga saham di berbagai negara mengalami penurunan, termasuk di Indonesia. Meski demikian, Airlangga menekankan bahwa indeks harga saham Indonesia tetap lebih baik daripada negara-negara sejawat di kawasan Asia Tenggara.
Menteri tersebut juga menegaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia untuk mencegah dampak lebih lanjut dari konflik Iran-Israel terhadap sektor keuangan dan pasar modal domestik.
“Pada minggu lalu, selama liburan Lebaran, kami telah melakukan koordinasi erat baik dengan Gubernur BI, Perry Warjiyo, maupun Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati,” tandasnya.
Pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah mengalami penurunan sebesar 328 poin atau 2,07 persen menjadi Rp16.176 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 5 April 2024 yang sebesar Rp15.848 per dolar AS.
Konflik terbaru antara Iran dan Israel bermula dari serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu. Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan ratusan rudal balistik dan pesawat tanpa awak ke Israel pada Sabtu malam, 13 April, waktu setempat.