News
LSI Denny JA: 65% Warga Sultra Pilih Gubernur karena Aspek Kemampuan Ekonomi
Published
7 months agoon
By
N Diana SariMonitorday.com – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkap 65% warga Sulawesi Tenggara (Sultra) menginginkan gubernur dengan kemampuan memecahkan masalah ekonomi. Kondisi perpolitikan dinilai berubah karena warga tidak lagi terpengaruh faktor etnis dalam memilih calon pemimpin.
Temuan itu berdasarkan survei tatap muka LSI Denny JA yang dilakukan terhadap 800 responden di kabupaten dan kota di Sultra pada 20-26 Maret 2024. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview). Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar kurang lebih 3,5%.
“Mayoritas pemilih sebesar 65,6% menginginkan gubernur yang mampu menyelesaikan masalah ekonomi tanpa mempertimbangkan asal-usul etnis calon Gubernur,” kata peneliti senior LSI Denny JA, Ikrama Masloman di Hotel Horison Kendari, Selasa (30/4/2024).
Ikrama melanjutkan, publik yang memilih atas petimbangan calon gubernur yang sama latar belakang etnis hanya sebesar 10,5%. Sementara yang memilih karena pertimbangan calon yang memberikan bantuan sebesar 9,3%, dan sebesar 14,6% publik yang tidak menjawab.
“Mereka yang menyatakan kemampuan menyelesaikan masalah ekonomi ketimbang isu kesamaan etnis, angkanya unggul di semua segmen, namun angka itu lebih besar di pemilih laki-laki yang sebesar 68% sedangkan perempuan 63,2%,” tuturnya.
Pada kategori kelompok usia dilaporkan jika mereka yang berkategori pemilih muda dan milenial angkanya jauh lebih besar, usia di bawah 29 tahun sebesar 69,2%, pemilih 30-39 tahun yaitu tertinggi sebesar 76,7%. Sedangkan pemilih di atas 40-49 tahun sebesar 59,8% dan 58,1% yang berusia di atas 50 tahun.
“Di segmen pendidikan dan pendapatan, memilih atas pertimbangan kemampuan selesaikan masalah ekonomi semuanya di atas 50%. Namun semakin tinggi jenjang pendidikan dan pendapat semakin tinggi pula pemilih yang memilih karena aspek kemampuan ekonomi,” jelas Ikrama.
Bahkan, mayoritas etnis di Sultra lebih memilih karena pertimbangan kemampuan menyelesaikan masalah ekonomi ketimbang karena kesamaan latar belakang etnis dengan calon yang didukung. Kecuali di etnis Tolaki meski mayoritas memilih aspek kemampuan namun angka dukungannya paling kecil ketimbang etnis lainnya, yaitu sebesar 40%.
Ikrama menuturkan, jika dari sisi geografis daerah pemilihan (dapil), terungkap pemilih Dapil I mendominasi ingin gubernur yang memiliki kemampuan menyelesaikan masalah ekonomi sebesar 82%. Selanjutnya Dapil 4 sebesar 71%, Dapil 5 sebesar 70%, Dapil 2 sebesar 65%, Dapil 3 sebesar 61,4% dan terendah di Dapil VI sebesar 42,4%.
Baca juga:
Pinta Maaf Kapolres Kolaka Buntut Ulah 5 Personelnya Keroyok 2 Warga
Survei LSI Denny JA juga mengungkap nama-nama bakal calon gubernur yang kerap menjadi perbincangan publik enam bulan menjelang Pilkada. Posisi dukungan tertinggi diraih Andi Sumangerukka (ASR) sebesar 15,4%, Ridwan Bae 11,2%, Kery Saiful Konggoasa (KSK) 11%, La Ode Ida 10,7%, Lukman Abunawas sebesar 10,6%, Rusda Mahmud 6,4%, Tina Nur Alam 6%, sisanya di bawah 5% dan yang belum memutuskan pilihan masih tersisa sebesar 10,6.
Dari hasil survei itu, Ikrama menyampaikan salah satu kesimpulannya bahwa atribusi aspek kemampuan adalah penting karena pertimbangan mayoritas publik di atas 60%, sedangkan aspek memilih karena primordial tidak memilih signifikansi. Pertama karena yang memilih atas dasar kesamaan latar belakang hanya di bawah 15%.
“Bahkan jika diperhitungkan, pandangan memilih karena etnis, pandangan tersebut merata di semua etnis. Berarti memainkan isu ini tidak hanya tidak populis, namun dapat membawa pengaruh sentimen negatif bagi yang mengarusutamakan strategi ini,” ujar Ikrama.
Pada kategori kelompok usia dilaporkan jika mereka yang berkategori pemilih muda dan milenial angkanya jauh lebih besar, usia di bawah 29 tahun sebesar 69,2%, pemilih 30-39 tahun yaitu tertinggi sebesar 76,7%. Sedangkan pemilih di atas 40-49 tahun sebesar 59,8% dan 58,1% yang berusia di atas 50 tahun.
“Di segmen pendidikan dan pendapatan, memilih atas pertimbangan kemampuan selesaikan masalah ekonomi semuanya di atas 50%. Namun semakin tinggi jenjang pendidikan dan pendapat semakin tinggi pula pemilih yang memilih karena aspek kemampuan ekonomi,” jelas Ikrama.
Bahkan, mayoritas etnis di Sultra lebih memilih karena pertimbangan kemampuan menyelesaikan masalah ekonomi ketimbang karena kesamaan latar belakang etnis dengan calon yang didukung. Kecuali di etnis Tolaki meski mayoritas memilih aspek kemampuan namun angka dukungannya paling kecil ketimbang etnis lainnya, yaitu sebesar 40%.
Ikrama menuturkan, jika dari sisi geografis daerah pemilihan (dapil), terungkap pemilih Dapil I mendominasi ingin gubernur yang memiliki kemampuan menyelesaikan masalah ekonomi sebesar 82%. Selanjutnya Dapil 4 sebesar 71%, Dapil 5 sebesar 70%, Dapil 2 sebesar 65%, Dapil 3 sebesar 61,4% dan terendah di Dapil VI sebesar 42,4%.
Baca juga:
Pinta Maaf Kapolres Kolaka Buntut Ulah 5 Personelnya Keroyok 2 Warga
Survei LSI Denny JA juga mengungkap nama-nama bakal calon gubernur yang kerap menjadi perbincangan publik enam bulan menjelang Pilkada. Posisi dukungan tertinggi diraih Andi Sumangerukka (ASR) sebesar 15,4%, Ridwan Bae 11,2%, Kery Saiful Konggoasa (KSK) 11%, La Ode Ida 10,7%, Lukman Abunawas sebesar 10,6%, Rusda Mahmud 6,4%, Tina Nur Alam 6%, sisanya di bawah 5% dan yang belum memutuskan pilihan masih tersisa sebesar 10,6.
Dari hasil survei itu, Ikrama menyampaikan salah satu kesimpulannya bahwa atribusi aspek kemampuan adalah penting karena pertimbangan mayoritas publik di atas 60%, sedangkan aspek memilih karena primordial tidak memilih signifikansi. Pertama karena yang memilih atas dasar kesamaan latar belakang hanya di bawah 15%.
“Bahkan jika diperhitungkan, pandangan memilih karena etnis, pandangan tersebut merata di semua etnis. Berarti memainkan isu ini tidak hanya tidak populis, namun dapat membawa pengaruh sentimen negatif bagi yang mengarusutamakan strategi ini,” ujar Ikrama.