Satelit Merah Putih 2, merupakan aset terbaru dari PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Pasar telah mulai mendapatkan minat yang signifikan sejak peluncurannya pada 21 Februari 2024. Bogi Witjaksono, Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia, mengonfirmasi penerimaan lima kontrak baik dari dalam maupun luar negeri, meski nilai kontrak belum diungkapkan.
Kontrak-kontrak yang telah dikonfirmasi memiliki volume yang cukup besar, dengan satu kontrak membutuhkan kapasitas antara 1 Gbps hingga 2 Gbps. Telkom berencana untuk menjual sekitar 40% hingga 50% dari total kapasitas Satelit Merah Putih 2 dalam tahun ini. Rencana inj menunjukkan tingginya permintaan pasar terhadap layanan satelit.
Satelit Merah Putih 2 memiliki kapasitas hingga 32 Gbps dan dilengkapi dengan transponder aktif yang terdiri dari frekuensi C-band dan Ku-band. Investasi besar senilai Rp 3,5 triliun telah dialokasikan oleh Telkom untuk membangun satelit ini, menandakan komitmen perusahaan dalam meningkatkan infrastruktur telekomunikasi nasional.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Telkom Indonesia, Heri Supriadi, mengungkapkan harapan Telkom untuk mencapai pengembalian modal dalam waktu tujuh tahun setelah peluncuran. Ini merupakan tantangan signifikan mengingat jangka waktu penggunaan satelit umumnya mencapai sekitar 15 tahun.
Selain menjadi solusi bagi bisnis wholesale dan enterprise, Satelit Merah Putih 2 juga akan digunakan sebagai backhaul operator VAST dan mobile operator. Hal ini akan memperluas jangkauan layanan telekomunikasi di berbagai wilayah Indonesia yang belum terjangkau oleh layanan terestrial.
Potensi penggunaan satelit ini juga meliputi segmen pertambangan dan maritim yang membutuhkan konektivitas yang handal di daerah terpencil. Dengan adanya Satelit Merah Putih 2, diharapkan kebutuhan akan konektivitas di sektor-sektor tersebut dapat terpenuhi dengan lebih baik.
Meskipun masih terdapat sejumlah detail teknis yang perlu diumumkan lebih lanjut, seperti nilai kontrak dan perkembangan proyek, Satelit Merah Putih 2 menjanjikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan infrastruktur telekomunikasi nasional serta mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Dampak ekonomi dari Satelit Merah Putih 2 bagi Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek. Satelit ini dirancang khusus untuk broadband, yang akan membantu meningkatkan cakupan akses internet di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil¹. Ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi digital dan inklusi sosial.
Dengan kapasitas hingga 32 Gbps, satelit ini diharapkan menjadi sumber pertumbuhan usaha baru bagi Telkom dan Telkomsat, menambah diversifikasi pendapatan perusahaan.
PABI Research memproyeksikan jumlah pengguna komunikasi satelit di Asia Tenggara akan melampaui 1,8 juta pengguna dengan pendapatan layanan lebih dari $2,1 miliar atau sekitar Rp 32,7 triliun pada 2028⁵. Satelit Merah Putih 2 akan berkontribusi pada pertumbuhan pasar ini.
Satelit ini akan mendukung sektor pertambangan dan maritim, yang membutuhkan konektivitas handal di daerah terpencil. Ini akan memungkinkan operasi yang lebih efisien dan aman, yang berdampak positif pada ekonomi.
Satelit Merah Putih 2 dan satelit lain seperti Satria-1 dikhususkan untuk mendukung pemerataan akses internet di Indonesia, yang akan membantu mengurangi kesenjangan digital dan mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah
Telkom berharap untuk mencapai pengembalian modal dalam waktu tujuh tahun, yang menunjukkan potensi tinggi untuk investasi yang menguntungkan jika satelit dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Secara keseluruhan, Satelit Merah Putih 2 diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap infrastruktur telekomunikasi nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan konektivitas dan akses internet yang lebih luas.