Monitorday.com – Pemerintah Peru secara resmi mengkategorikan transgender dan non-biner sebagai bagian dari kelompok “sakit jiwa”.
Amandemen tersebut disetujui atas perintah Presiden Dina Boluarte pekan lalu, termasuk definisi “transeksualisme” dan “gangguan identitas gender pada anak” sebagai penyakit jiwa.
Kategori tersebut mencakup “transvestisme peran ganda”, “transvestisme fetishistik”, dan “gangguan identitas gender lainnya”.
Kementerian Kesehatan Peru menyatakan bahwa reklasifikasi tersebut bertujuan untuk menjamin cakupan penuh perhatian medis untuk kesehatan mental berdasarkan Rencana Asuransi Kesehatan Dasar Nasional.
Kementerian berupaya menghilangkan kekhawatiran bahwa peninjauan tersebut dapat mengarah pada pelanggaran kebebasan sipil seperti terapi konversi paksa.
Pada tanggal 11 Mei, Kementerian Kesehatan Peru menegaskan bahwa pembaruan ini bertujuan untuk memastikan intervensi kesehatan mental yang komprehensif.
Kementerian juga menekankan rasa hormat terhadap identitas gender dan menolak stigmatisasi keragaman seksual di negara tersebut.
Meskipun demikian, kementerian menegaskan bahwa pembaruan Rencana Asuransi Kesehatan Esensial akan tetap berlaku.