News
Wujudkan Transformasi Organisasi, Kader IMM Didorong Jadi Agen Digital
Published
1 year agoon
Monitorday.com – Di era disrupsi teknologi, semua pihak dituntut untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan dunia digital. Termasuk para aktivis organisasi, yang juga harus bisa mengisi ruang-ruang digital dengan konten positif, ataupun isu-isu penting yang hendak diperjuangkan. Karena inilah, Founder Monday Media Group Muchlas Rowi mendorong agar kader-kader muda Muhammadiyah bisa menjadi agen-agen digital.
Hal tersebut diungkapkan Muchlas saat menjadi pembicara dalam acara perkaderan Darul Arqom Paripurna (DAP), DPP Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM), pada Jumat (29/9), di Aula Graha Suara Muhammadiyah, Yogyakarta.
Menurut Muchlas, tugas kader IMM penting menjadi agen digital, dengan cara memobilisasi para influencer dan talenta yang memiliki potensi dari kalangan Muhammadiyah, terutama kaum milenial karena kedekatan mereka dengan media digital dan konten kreatif.
“Mendorong tumbuhnya circle content creator Muhammadiyah melalui kolaborasi, workshop, riset dan teknologi, dan apresiasi konten digital warga Muhammadiyah,” kata Muchlas dalam paparannya.
Wakil Bendahara Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah ini mengatakan, upaya tersebut penting dilakukan, mengingat data yang ada menunjukkan bahwa Muhammadiyah masih relatif sedikit menjadi perbincangan di dunia digital. Terutama jika dibandingkan dengan ormas Islam lain, yang cukup menjadi perhatian dan perbingan di ruang digital.
Selain itu, lanjut Muchlas, popularitas tokoh-tokoh Muhammadiyah di media sosial juga masih relatif rendah ketimbang dengan tokoh-tokoh agama yang lain. Hal ini berdasarkan indikator banyaknya pengikut di media sosial instagram dari masing-masing tokoh.
Transformasi Digital IMM
Karena itu, menurut Muchlas, transformasi digital harus dilakukan oleh kader Muhammadiyah, terutama oleh kader-kader milenial dan Gen Z di IMM. Transformasi digital ini harus bisa tercermin dalam cara berorganisasi, berkomunikasi, dan memanfaatkan teknologi.
Muchlas juga mengatakan, teknologi digital dan media sosial sangat memungkinkan IMM berkomunikasi dan berorganisasi dengan lebih efisien, mengoordinasi kegiatan, menyebarluaskan informasi, hingga menggalang dukungan.
“IMM dapat memanfaatkan media sosial untuk menyuarakan isu-isu yang dianggap penting, membagikan pandangan tentang masalah sosial, politik, atau agama, dan mengorganisir kampanye online untuk menyebarkan kesadaran ini,” kata Muchlas.
“Perkembangan AI juga dapat digunakan untuk meningkatkan pendidikan dan penelitian yang terkait dengan isu-isu keislaman, dan menyebarluaskannya ke publik lewat konten-konten berkualitas di media sosial,” lanjut dia.
Muchlas mengungkapkan transformasi digital tersebut bisa dilakukan melalui tahapan, yakni memaksimalkan penggunaan teknologi, membangun reputasi di media sosial, dan juga memproduksi konten. Hal ini bertujuan untuk mendapat eksposur lebih luas, hingga kemudian dapat memberi pengaruh lebih luas.
Adapun konten-konten yang bisa dibuat oleh kader IMM antara lain menulis artikel di media online, infografis, video pendek yang menjelaskan ajaran Islam, sejarah Islam, atau aspek penting dalam Islam.
Selain itu bisa juga melakukan kampanye visual atau video yang menyuarakan isu-isu sosial atau kemanusiaan yang relevan dengan nilai-nilai Islam, seperti amal sosial, bantuan kemanusiaan, atau isu-isu lingkungan.
“Atau bisa juga berbagi konten inspiratif, konten mereview berita, isu-usu yang lagi hangat, atau juga berbagi kisah-kisah sukses mahasiswa berprestasi baik dari sisi akademi, sosial, atau wirausaha dengan tetap fokus pada nilai-nilai Islam,” demikian Muchlas Rowi.